REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo mempercepat pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi. Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo menargetkan pembangunan RSUD Semanggi sudah selesai di triwulan pertama tahun depan.
“Sekarang sudah 25 persen pengerjaannya dan ini akan terus dikerjakan. Semoga bisa selesai akhir tahun ini dan Semanggi punya Rumah Sakit yang murah dan terjangkau,” kata Rudyatmo pada Jumat (29/6).
Ia pun mengapresiasi lantaran pembangunan RSUD Semanggi berjalan cepat. RSUD Semanggi mulai dikerjakan pembangunannya pada 2017 lalu. Pembangunan Rumah Sakit itu diproyeksikan menelang anggaran Rp 192 miliar. Pada tahun pertama, Pemkot Solo memulai pembangunannya dengan menggelontorkan anggaran dari APBD sebesar Rp 24 miliar.
Di tahun kedua, anggaran yang dikucurkan lebih besar yakni Rp 99 miliar. Sementara tahun depan, rencananya anggaran yang akan digunakan yakni Rp 69 miliar. Saat ini, pembangunan RSUD Semanggi tengah memasuki tahap penggerjaan dinding bangunan.
Rudyatmo menuturkan keberadaan RSUD Semanggi akan melengkapi fasilitas publik di Semanggi setelah adanya majid dan rumah susun sewa sederhana. “Semanggi ini nanti kita akan terus kembangkan menjadi kawasan yang sangat diperhitungkan,” katanya.
Di lain sisi, Pemkot Solo pun baru saja meningkatkan status Puskesmas Setabelan menjadi Puskesmas rawat inap. Di Puskesmas Setabelan, pasien rawat inap tak akan merasakan suasana pengap dalam ruangan maupun kepanasan, pasien dapat nyaman berada diruangan yang dilengkapi pendingin udara atau AC.
Selain itu, Puskesmas ini juga menyediakan layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam serta layanan bagi ibu bersalin dan bayi tingkat dasar. Puskesmas Setabelan juga menyediakan layanan konsultasi dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta konsultasi dokter spesialis anak.
Terdapat 12 tempat tidur bagi pasien yang menjalani rawat inap yang dilengkapi pendingin udara. Puskesmas Setabrlan pun siap melayani warga dengan mobil ambulans yang siaga 24 jam.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih meningkatnya starus Puskesmas Setabelan sebagai Puskesmas rawat inap, juga dimaksudkan agar mengurangi penumpukan pasien di Rumah Sakit. “Jadi tak ada lagi penumpukan di Rumah Sakit dan terjadi efisiensi pelayanan,” tutur Siti.