Jumat 29 Jun 2018 23:19 WIB

Bertemu Mahathir, Tanri Abeng Keluhkan Hal Ini

Pengusaha Indonesia masih sulit menembus pasar bisnis Malaysia

Rep: Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) bersama Chairman of Indonesia - Malaysia Business Council (IMBC) Tanri Abeng saat melakukan pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (29/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) bersama Chairman of Indonesia - Malaysia Business Council (IMBC) Tanri Abeng saat melakukan pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Indonesia-Malaysia Business Council (IMBC) Tanri Abeng bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad. Dalam pertemuan tersebut, ia mengeluhkan masih minimnya pengusaha Indonesia yang mampu menembus pasar bisnis di Malaysia. 

Tanri menjelaskan, IMBC dibentuk 15 tahun lalu dengan Tanri menjabat sebagai ketua. Nota pembentukan organisasi tersebut ditandatangani dan disaksikan oleh pemimpin kedua negara saat itu, yaitu Mahathir Muhammad dan Megawati Soekaenoputri. 

Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan lembaga tersebut. Pertama, mendorong investor Malaysia menanamkan modalnya di Indonesia. Kedua, mengupayakan para pengusaha Indonesia agar dapat berinvestasi ke Malaysia. Ketiga, membentuk aliansi antara pengusaha Indonesia dan pengusaha Malaysia untuk bisa berinvestasi di manca negara. 

"Saya lapor ke Tun tadi bahwa baru satu yang sudah dicapai. Apa itu? Pengusaha-pengusaha Malaysia sudah berinvestasi di Indonesia di sektor perkebunan, sektor properti, infrastruktur, dan keuangan, sudah dan menyumbang tentu lapangan kerja dan kegiatan ekonom, tapi pengusaha Indonesia belum lagi sampai ke Malaysia," ujar Tanri di Hotel Grand Hyatt, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (29/6). 

Tanri menduga hal ini terjadi karena kurangnya modal dan kemampuan pengusaha Indonesia dibandingkan dengan pengusaha Malaysia. Ia menyebut pengusaha Indonesia masih banyak yang "jago kandang". Banyaknya peluang di dalam negeri membuat para pengusaha lebih terpacu untuk menangkap peluang domestik. 

Pengusaha Malaysia dinilai lebih piawai bersaing di kancah global. Mereka memiliki sumber dana yang lebih besar dan biaya usaha yang lebih murah. 

Tanri mendorong kedua negara meningkatkan kerja sama dalam bentuk kemitraan. Model kerja sama ini dinilai lebih praktis dan menguntungkan. 

"Saya mendorong supaya Indonesia masuk ke Malaysia bermitra dengan perusahaan Malaysia. Dan perusahaan Malaysia juga jangan hanya masuk ke Indonesia sendiri, tidak bersama-sama pengusaha Indonesia. Itu yang saya promosikan, jadi kemitraan," kata Mantan Menteri BUMN ini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement