Sabtu 30 Jun 2018 04:27 WIB

Perry: Ekonomi Syariah Kurangi Gangguan Nilai Tukar

Kenaikan suku bunga untuk mengatasi serangan spekulasi global.

Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers seusai mengadakan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (29/6).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers seusai mengadakan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kemajuan ekonomi syariah dapat mengurangi gangguan stabilitas nilai tukar. Ia menilai gangguan stabilitas ini bagian dari ekonomi riba.

"Saya merasa yakin, (gangguan stabilitas) ini juga bagian dari ekonomi yang riba," kata Perry dalam acara halalbihalal dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Jakarta, Jumat malam.

Ia mengatakan peningkatan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate  50 basis poin (bps) dilakukan untuk mengatasi serangan spekulasi dari global yang membuat stabilitas nilai tukar rupiah terganggu.

"Kalau bisa membuat ekonomi syariah makin maju di Indonesia, mestinya kebutuhan untuk melakukan intervensi atau menaikkan suku bunga bisa dikurangi," ujar dia.