Sabtu 30 Jun 2018 13:58 WIB

Masjid Cheng Ho Miniatur Pluralisme di Indonesia

Masjid Cheng Ho memiliki kekhasan tersendiri.

Masjid Cheng Ho Makassar.
Foto: screen capture
Masjid Cheng Ho Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Soni Sumarsono mengatakan Masjid Cheng Ho yang berarsitektur khas Tionghoa merupakan miniatur pluralisme di Indonesia.

"Masjid ini unik, hadirnya masjid Cheng Hoo ini merupakan miniatur pluralisme di Indonesia," kata Soni saat menghadiri Halal Bi Halal Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan H. M. Cheng Hoo di Kabupaten Gowa, Sulsel, Sabtu (30/6).

Masjid Cheng Ho memiliki kekhasan tersendiri dari masjid pada umumnya, karena memadukan nuansa Timur Tengah dan China serta perpaduan budaya Bugis Makassar, sehingga menjadi daya tarik bagi warga Muslim untuk beribadah di tempat itu.

"Ini kali kedua saya ke Masjid Cheng Hoo, yang pertama di Palembang," kata Soni.

Yayasan Cheng Hoo saat ini juga sedang membangun fasilitas Sarana Pendidikan Islam Terpadu dengan anggaran sekitar Rp15 miliar. Terkait hal itu, Soni meminta Kabupaten Gowa bersama Pemprov Sulsel hadir mengambil bagian.

"Saya juga akan usahakan memberikan bantuan. Kepala Biro Kesra akan mencatat, namanya hibah Pemerintah Provinsi, berapa pun juga, Selebihnya biar rakyat bersatu membantu," tuturnya.

Sementara Ketua Yayasan HM Cheng Hoo Sulsel Achmad Fran Sudictar menyatakan berterima kasih atas kesediaan Sumarsono untuk hadir di masjid tersebut. Masjid Cheng Ho, kata dia, merupakan bukti nyata bahwa tolerensi antara pemeluk agama terjaga dengan baik di Sulsel.

"Pembangunannya bukan hanya partisipasi umat Islam, tetapi partisipasi dari pemeluk agama lain di Sulsel, dan kami membuka pintu selebar-lebarnya, bukan milik aliran atau ormas tertentu, tetapi milik masyarakat Sulsel," ujar Fran Sudictar.

Fran juga menyampaikan masjid itu berusaha memberikan manfaat untuk masyarakat Sulsel, khusunya masyarakat sekitar. Kegiatan sosial telah dihadirkan, seperti sunatan massal, kesehatan gratis dan lainnya.

"Tidak lama lagi, kami mendirikan klinik kesehatan, yang ditujukan pada pasien tidak mampu yang tidak terjangkau BPJS Kesehatan. Layanan kami bukan komersial, tetapi sosial," katanya

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement