REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Budidaya hortikultura mampu meningkatkan pendapatan petani. Asalkan mau berkelompok dan menerapkan manajemen pola tanam.
"Supaya pasokan dan harga bisa dijaga stabil," kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto meninjau langsung kawasan Cabai Teluk Ambon, Sabtu (30/6).
Dalam kesempatan tersebut ia pun mengaku bangga dengan petani yang gigih menanam cabai. Seperti yang dilakukan Labenne, salah seorang anggota Kelompok tani Bintang Baru di Kelurahan Taenno Bawah Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon Maluku yang fokus membudidayakan cabai rawit merah di lahan tegalan.
Labenne mengatakan, dari penanaman 6.000 batang cabai rawit varietas Dewata 43 mampu menghasilkan pendapatan bersih Rp 120 juta setahun. Ia memiliki luas lahan garapan sebesar 0,3 hektare dengan modal Rp 20 hingga Rp 30 juta.
"Dengan sistem mulsa, saya bisa panen sampai 20 kali setiap musim tanam dengan hasil rata-rata satu kilogram per pohon. Dengan harga jual stabil Rp 30 ribu per kg di petani, jujur saya bisa dapat minimal Rp 120 juta bersih setahun," ungkapnya.
Karena itu, Labenne menegaskan menanam cabai rawit saat ini menjadi pilihan primadona petani di sekitar Teluk Ambon Maluku. Hal itu terbukti dari pendapatan yang jauh lebih menguntungkan dibanding komoditas lainnya.
"Sebelumnya kami hanya tanam kacang panjang, hasilnya tidak seberapa. Tapi sejak Kementerian Pertanian gencar menggalakkan program tanam cabai, mulai 2015 hingga saat ini petani memilih tanam cabai," kata dia.
Sekretaris Dinas Pertanian Maluku Djasmin Badjak menyebutkan Provinsi Maluku saat ini sudah mampu swasembada cabai khususnya jenis cabai rawit merah. Pada puasa dan lebaran kemarin harga komoditas ini stabil di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kg.
"Harganya juga sangat bersahabat dengan petani sehingga mereka semakin semangat mengembangkan cabai rawit," ujar dia.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Maluku, kebutuhan cabai rawit di Kota Ambon per tahun sekitar 750 ton. Semua kebutuhan tersebut mampu dipenuhi petani lokal Maluku terutama dari daerah Teluk Ambon, Pulau Buru dan Seram.