REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sejak usai libur Idul Fitri 1439 Hijriah hingga saat ini, masyarakat Purbalingga yang mengurus kartu kuning (AK-1) mengalami peningkatan cukup tinggi. Pemohon kartu kuning didominasi lulusan Sekolah Menengah Atas (SLTA) dan Kejuruan (SMK).
Dalam kondisi normal, jumlah pemohon kartu kuning hanya 50-60 orang. Saat ini, jumlahnya mencapai 350 orang.
"Dari data pemohon, rata-rata mereka yang mengurus kartu kuning merupakan lulusan SMK tahun 2018 ini. Jumlahnya, sekitar 100 hingga 200 pemohon per hari," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Purbalingga, Suharmanto, akhir pekan lalu.
Selain itu, dia menyebutkan, banyak di antara pemohon yang berasal dari kalangan perempuan. Jumlahnya, mencapai 70 sampai 132 pemohon per hari. Banyak di antara mereka mengaku mengurus kartu kuning untuk melamar pekerjaan sebagai tenaga produksi.
Suharmanto menegaskan, meski pemohon meningkat beberapa kali lipat, pihaknya tetap melayani pemohon dengan baik. Namun, dia berharap agar pemohon bisa bersabar karena antrean menjadi lebih panjang.
Dinasnya juga telah menyediakan tiga perangkat komputer yang tersambung ke server untuk mempermudah akses data. "Kami berupaya pelayanan ke masyarakat bisa dilakukan seefisien mungkin. Untuk input data, paling hanya sekitar empat menit," kata Sekretaris Disnaker Purbalingga, Gatot Budirahardjo.
Ia berkomitmen, pelayanan yang diberikan Disnaker Purbalingga ke depan akan lebih baik lagi. Hal yang sedang diupayakan saat ini, adalah akses data ke Kementrian Tenaga Kerja terkait informasi lowongan kerja secara nasional.
"Kalau kita bisa mendapat akses langsung, kita bisa langsung menginformasikan hal ini pada masyarakat," jelasnya.