Ahad 01 Jul 2018 19:40 WIB

Dua Artis Amerika Emosional Bahas Pemisahan Anak Imigran

Keduanya menuntut kebijakan yang tidak manusiawi itu diakhiri.

Rep: Noer Q Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Aktris America Ferrera (kiri) melihat penyanyi Alici Keys saat melakukan protes terkait kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang memisahkan anak imigran ilegal dengan keluarganya, di seberang Gedung Putih, (1/7).
Foto: AP
Aktris America Ferrera (kiri) melihat penyanyi Alici Keys saat melakukan protes terkait kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang memisahkan anak imigran ilegal dengan keluarganya, di seberang Gedung Putih, (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Artis papan atas Amerika Serikat muncul di aksi Family Belong Together, hari ini (1/7). Mereka membicarakan kebijakan imigrasi ‘tanpa toleransi’ pemerintahan Donald Trump.

Penyanyi Alicia Keys dan aktris America Ferrera memberikan pidato emosional nan menyentuh. Keys berpidato lebih dulu dibandingkan Ferrera dan memposisikan dirinya sebagai seorang ibu.

Keys mengatakan memiliki putra bernama Egypt yang berusia tujuh tahun. Ia tidak bisa membayangkan jika terpisah dari putranya.

“Aku bahkan tidak bisa membayangkan jika terpisah darinya atau bagaimana ia diperlakukan. Jadi semua ini adalah perjuangan kita, karena bisa terjadi pada anak-anak manapun,” ujar perempuan bernama asli Alicia Augello Cook ini, seperti yang dikutip dari USA Today, Ahad (1/7) atau Sabtu (30/7) waktu AS.

Menurutnya demokrasi dan kemanusiaan dipertaruhkan terkait masalah ini. “Kami membutuhkan semua anak bersatu kembali dengan orang tua mereka. Kami menuntut untuk mengakhiri kebijakan tanpa kemanusiaan,” katanya.

Selain itu aktris America Ferrera, yang juga memberikan pidato, menyinggung soal Honduras dan perjuangan membela keadilan. Wanita yang lahir di Los Angeles ini mengaku bangga sebagai anak dari imigran Honduras. “Saya di sini sebagai manusia dengan hati dapat dengan mudah membayangkan perjuangan keluarga (imigran) saat ini,” ujar Ferrera.

Ia menambahkan perjuangan ini bukan milik satu kelompok, satu warna kulit, satu ras, dan satu jenis kelamin orang. Tetapi, milik semua orang di Amerika.

“Apa yang membuat manusia luar biasa adalah kemampuan kita dalam membayangkan sesuatu. Kami memiliki imajinasi, mari digunakan,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement