REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut berencana mengadakan mutasi besar-besaran usai pilkada berlangsung pekan lalu. Mutasi terhadap para pejabat seharusnya didasarkan pada kinerja. Namun Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan tendensinya terhadap pejabat Pemkab yang dianggap tidak sopan.
"Masa ada camat yang ngabalieur (buang muka) saat saya datang, katanya ada tugas lain, memangnya ada apa?" keluhnya ketika apel pertama usai pencoblosan di Halaman Setda Garut pada Senin (2/7).
Ia meluapkan amarahnya dalam momen apel pada para PNS yang hadir. Ia menduga ada anak buahnya yang justru tidak netral ketika Pilkada. Ia menuduh ada PNS yang mendukung salah satu calon Bupati pada Pilkada lalu. Padahal PNS semestinya tidak berpihak pada siapapun yang bertarung dalam Pilkada.
"Tapi biarkan (penderitaan itu) sudah berlalu, saya dan dokter Helmi (Wakil Bupati) yang merasakannya," tuturnya.
Seusai pilkada, ia menekankan iklim kerja di Pemkab Garut tetap kondusif. Hanya saja, ia merasa perlu mengubah formasi pejabat di Pemkab Garut usai pilkada berlangsung.
"Tapi tentu (mutasi), saya akan memberikan penilaian sesuai kinerja," ujarnya.
Ia berharap semua PNS dapat kembali menjalankan roda pelayanan secara optimal kepada masyarakat setelah momen pilkada. Ia memperkirakan mutasi akan diberlakukan paling cepat pada pertengahan bulan ini.
"Saya harap setelah pilkada ini, saudara (PNS) kembali melakukan fungsi pelayan masyarakat. Nanti tanggal 16 Juli diketahui siapa saja yang akan dimutasi, tapi bisa saja mundur tanggal 23 Juli, tapi tidak akan lebih," ketusnya.
Diketahui, Bupati Rudy Gunawan dan Wakil Bupati Helmy kembali mencalonkan diri pada pilbup tahun ini. Terdapat tiga kontestan lain yang bersaing dengan paslon Rudy-Helmy. Salah satunya Iman Alirahman yang merupakan mantan Sekda Garut.
Hingga saat ini, hasil pilbup Garut masih dinanti karena dalam proses perhitungan. Namun kubu Rudy dan Iman sudah mengklaim kemenangan lebih dulu.