Senin 02 Jul 2018 14:53 WIB

Cegah Pasien Bunuh Diri, RS SMC akan Pasang Teralis

Pasien yang meloncat dalam keadaan sadar.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Bunuh diri
Bunuh diri

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pasien Rumah Sakit Singaparna Medika Citra (RS SMC) berinisial DB (53 tahun) secara mendadak lompat dari lantai ruang perawatan kelas III pada Ahad (1/7) sekitar pukul 19.30 WIB. Guna mencegah hal serupa terulang, RS SMC berencana memasang teralis besi pada jendela.

DB yang merupakan warga Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya sempat memperoleh perawatan intensif usai insiden itu di ruang IGD. Hanya saja nyawa DB tak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir pada Senin, (2/7) pukul 04.00 WIB. Penyebabnya luka serius di bagian kepala.

Direktur Utama RS SMC Heru Suharto mengkonfirmasi peristiwa tersebut. Ia pun merasa heran dengan kenekatan DB. Sebab dari informasi medis, pasien dalam kondisi sadar sebelum melompat dari jendela.

Sebelumnya, DB dirawat di RS SMC sejak Sabtu (30/6). Pasien ketika itu mengeluhkan sakit di bagian paru. Ternyata dari tindakan medis, pasien memang menderita penyakit paru akut.

"Dari hasil medis, kondisi pasien dalam kondisi sadar sebelum lompat, masih berbincang dengan keluarga. Pasien dirawat dengan analisa medis Asma Bronklial PPOK atau Asma atau paru-paru menahun," katanya pada wartawan, Senin (2/7).

Peristiwa melompat terjadi pada Ahad, (1/7) sekitar 19.30 WIB di saat jam besuk. Setidaknya ada tiga orang anggota keluarga DB yang tengah menjenguk. Tapi DB sempat meminta izin pada keluarga untuk ke kemar mandi. Hanya ada tiga perawat yang tengah bertugas pada waktu itu. Namun dua diantaranya diperbantukan ke ruangan lain. Sedangkan satunya bertugas mobile.

"Pasien meminta izin kepada keluarga untuk ke kemar mandi, tapi seketika juga pasien sudah berada di depan jendela dengan kaki lebih dahulu," ujarnya.

Guna menghindari terulangnya peristiwa itu, pihak rumah sakit bakal melakukan pengamanan ektra. Misalnya dengan pemasangan teralis besi di semua jendela. Apalagi letak jendela memang hanya bersebelahan dengan kasur korban.

"Bisa tambah teralis jendela supaya ditutup enggak ada lagi yang loncat," tegasnya.

Hingga saat ini, rumah sakit belum bisa memastikan penyebab pasien nekat loncat dari lantau dua ruang perawatan. Sebab belum dilakukan kajian psikologis terhadap pasien saat pertama kali dirawat.

"Kami belum bisa memastikan penyebab pasien nekat loncat, karena berdasarkan keterangan keluarga pasien dalam kondisi sadar," jelasnya.

Sementara itu, salah satu keluarga pasien, Enung menyampaikan DB sebelum loncat lewat jendela sempat ngobrol dan mengeluh terkait penyakitnya. Tindakan nekat DB terjadi ketika pihak keluarga datang membesuk.

"Memang sering ngeluh soal sakitnya, sudah berobat kemana mana tapi kambuh terus," tuturnya.

Usai insiden bunuh diri itu, jenazah korban langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement