REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan memperkirakan peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun tidak mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi Danau Toba.
Usai meninjau perairan dari pelaubuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7), Luhut mengatakan, pihaknya sudah tiga kali mengadakan rapat di Jakarta mengenai berbagai dinamika yang muncul pascaperistiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun. Potensi kepariwisataan di Danau Toba cukup berkembang karena pemerintah banyak melakukan pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan tujuan wisata nasional tersebut.
Ia mencontohkan pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara dan memperlebar landasan pacu (runway) sehingga bisa menerima pendataran pesawat berbadan besar seperti Boeing 737. Demikian juga pembangunan jalan tol yang memudahkan masyarakat menuju Danau Toba, pembangunan dok fery, serta pengaspalan hampir seluruh jalan lingkar Samosir.
Berdasarkan informasi dari beberapa Bupati di kawasan Danau Toba, jumlah wisatawan yang berkunjung tiga kali lebih banyak dibandingkan pada 2017. Akan tetapi, fasilitas yang disiapkan di Danau Toba masih belum seimbang jika dibandingkan dengan jumlah kedatangan wisatawan yang berkunjung ke kawasan itu.
Meski banyak melakukan pembangunan sarana dan prasarana, tetapi Luhut mengakui masih ada keterlambatan, terutama dalam membangun insfrastruktur fery penyeberangan. Padahal, pemerintah sudah membangun fery berkualitas bagus yang rencananya akan dioperasikan dalam waktu dekat, disusul empat unit lagi pada tahun anggaran 2019.
"Ternyata, kita kalah cepat," katanya didampingi Bupati Simalungun JR Saragih dan Bupati Toba Samosir Darwin Siagian.
Baca: Pencarian KM Sinar Bangun Dihentikan, Keluarga Korban Ikhlas