Selasa 03 Jul 2018 05:55 WIB

MUI Dorong Lebih Banyak Koperasi Terbentuk

Koperasi dinilai MUI sangat cocok menjadi wadah pemberdayaan ekonomi umat

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mendorong agar lebih banyak koperasi terbentuk di berbagai daerah di Tanah Air. Ia menyebut koperasi sangat sesuai untuk bangsa Indonesia karena sangat cocok menjadi wadah pemberdayaan ekonomi umat.

Di sisi lain, kata Ma'ruf, koperasi dapat menjalankan peran sebagai pemutus mata rantai kesenjangan di kalangan masyarakat. "Koperasi merupakan wadah kelembagaan yang cocok untuk pemberdayaan, maka saya menyarankan agar dibentuklah koperasi ini untuk menindaklanjuti dalam rangka menghilangkan kesenjangan, pemberdayaan ekonomi umat," katanya, Senin (2/7).

Oleh karena itu, menurut dia, menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk menata koperasi secara baik agar menjadi soko guru perekonomian nasional. Dengan begitu, ia yakin ekonomi Indonesia tidak akan mudah tergoyahkan oleh pengaruh ekonomi global.

"Dengan penguatan ekonomi umat, koperasi sebagai lembaga yang mengantisipasi dan mendorong pengembangan itu, saya kira sudah tepat karena dari awal kita memposisikan koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf sendiri belum lama ini telah membentuk koperasi yang diberi nama Koperasi Mitra Santri Nasional. Ia memfokuskan empat bidang usaha untuk koperasinya, yakni keuangan, pemasaran, jasa, serta budidaya pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Ma'ruf berharap upaya itu menjadi langkah baginya untuk meletakkan pondasi ekonomi umat untuk selanjutnya lebih banyak koperasi-koperasi terbentuk melalui inisiatif umat di seluruh pelosok Tanah Air.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement