REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan erupsi Gunung Agung, Bali yang terjadi pada pagi ini (3/7) pukul 04:13 WITA berdampak pada penerbangan, terutama di daerah sekitar Banyuwangi dan Jember. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Notohadinegoro Jember masih ditutup.
Bandara Blimbingsari semula sudah ditutup sejak pukul 03.40 WIB sampai 05.00 WIB. Namun, saat ini diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB. Sedangkan Bandara Notohadinegoro ditutup mulai pukul 05.48 WIB sampai dengan 06.00 WIB dan diperpanjang hingga pukul 15.00 WIB.
Dari pengamatan di lapangan pagi ini Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Notohadinegoro Jember masih terdampak abu vulkanik. "Untuk itu Bandara Banyuwangi dan Bandara di Jember masih ditutup sementara," kata Agus, Selasa (3/7).
Terkait penutupan Bandara di Jember dan Banyuwangi, Agus meminta semua stakeholder baik otoritas bandar udara dan operator penerbangan mematuhi SOP penanganan dampak abu vulkanik. Dia meminta semua pihak harus bekerja sama dan memantau perkembangan yang terjadi.
Selain itu, Agus meminta semua stakeholder penerbangan di daerah tersebut serta di Bali dan sekitarnya untuk tetap waspada. "Mengingat status Gunung Agung masih waspada dan ada kemungkinan untuk erupsi lagi," jelas Agus.
Manager Humas Airnav Indonesia Yohanes Sirait mengungkapkan penutupan kedua bandara sesuai dengan Notam C7024/18 sebagai dampak erupsi Gunung Agung di Bali. Yohanes mengatakan perpanjangan penutupan tersebut dilakukan setelah melihat perkembangan sebaran abu vulkanik dan arah angin.
"Hanya saja Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sampai saat ini masih beroperasi normal," tutur Yohanes.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan erupsi Gunung Agung, Bali yang terjadi pada pagi ini (3/7) pukul 04.13 WITA. Erupsi Gunung Agung pagi tadi menyebabkan kolom abu vulkanik dengan intensitas tebal condong bergerak ke arah barat dan barat laut.