REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas terutama produk yang berorientasi ekspor. Dia menilai, pelemahan nilai tukar rupiah tidak bisa hanya diatasi dengan peningkatan suku bunga.
"(Pelemahan nilai tukar rupiah) itu tidak bisa diatasi hanya dengan meminjam tapi peningkatan ekspor, tidak bisa diatasi dengan peningkatan (suku) bunga tapi bagaimana produktivitas yang menghasilkan dolar itu diperbanyak," ujar Jusuf Kalla di Hotel Bidakara, Selasa (3/7).
Jusuf Kalla menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah memiliki dampak yang berbeda. Misalnya saja, di perkotaan pelemahan nilai tukar rupiah dapat menyebabkan harga barang-barang impor melonjak. Namun di daerah-daerah penghasil komoditas ekspor seperti sawit, batubara, kopi, cokelat, dan udang sangat menikmati kenaikan nilai tukar rupiah tersebut. Oleh karena itu, Jusuf Kalla mendorong agar pelemahan nilai tukar rupiah ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor sehingga cadangan devisa negara tetap terpenuhi.
"Rupiah melemah itu jangan lihat jeleknya saja, ada juga sisi positifnya, maka harus menggunakan sisi positif itu untuk meningkatkan ekspor," kata Jusuf Kalla.