Selasa 03 Jul 2018 13:05 WIB

Semangat Dakwah Islam di Senegal

Senegal merupakan salah satu negara yang memiliki toleransi tinggi.

Senegal
Foto: .
Senegal

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Umat Islam di Senegal kerap mengadakan perhelatan. Mereka biasanya berzikir bersama dan mendengarkan petuah bijak mursyid tarekat dalam sebuah majelis.

Kegiatan dakwah menjadi magnet Muslim dari berbagai kalangan dan daerah di Senegal. Keramaian menjadi pusat perhatian warga. Majelis itu menjadi syiar yang membuat masyarakat setempat makin mengetahui Islam sebagai agama yang rahmatan lil `alamin.

Peneliti Islam di Senegal Pierre Andre dan Jean LucDemonstant menulis buku Koranic School in Senegal: A real barrier to for mal education. Dalam buku itu dia menje laskan, dua tarekat menjadi kunci penyebaran Islam di Senegal: Tijaniyah dan Muridiyah.

Yang pertama berasal dari Algeria dan datang ke Senegal pada abad ke-19. Sedang kan, yang kedua didirikan oleh AhmadouBambapada 1885 yang merupakan penduduk asli Senegal.

photo
Muslim Senegal

Pada mulanya Muridiyah adalah gerakan pedesaan. Muslim desa kemudian hijrah ke berbagai kota. Mereka ikut mewarnai kehidupan perantauan dengan agama yang dianut. Lambat laun komunitas perkotaan tempat Muslim desa tinggal menjadi simpul-simpul penyebaran Islam.

Muridiyah memiliki daya tarik karena proses akulturasi yang mudah. Dakwah ruhaniyah menjadikan tarekat ini mudah diterima berbagai kalangan. Tuba menjadi pusat kegiatan mereka. Wilayah ini menjadi urat nadi perekonomian Senegal. Muslim di kota itu banyak mewarnai pembangunan.Usaha dan keberadaan mereka sangat diperhitungkan dalam politik lokal maupun nasional.

Tuba adalah kota besar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2002, jumlah penduduk di kota ini sebanyak 450 ribu orang. Mereka hidup dengan berbagai tingkatan pendidikan dan ekonomi.

Senegal merupakan salah satu negara yang memiliki toleransi Islam cukup tinggi.Baru-baru ini terdapat gerakan Islam baru yang dikenal sebagai Ibadou. Mereka banyak tersebar di perguruan tinggi.Sebagian besar anggotanya merupakan perempuan muda yang mengenakan cadar.

Pendidikan Islam

Sekolah negeri yang mengajarkan pendidikan agama sangatlah minim. Anak- anak Muslim di sana banyak yang dikirim ke lembaga pendidikan informal, seperti madrasah Alquran.

Pendidikan agama seperti ini belum disetarakan dengan pendidikan formal, seperti SD, SMP, dan SMA.Umumnya, sekolah Alquran dibagi menjadi tiga tingkat. Pertama Alquran tahap pertama ditujukan untuk anak yang sudah mulai berbicara mulai usia tiga tahun. Mereka biasanya belajar di sekolah Alquran dengan materi dasar dari Alquran.

photo
Muslim Senegal, ilustrasi

Sekolah Alquran tingkat dua biasanya ditujukan bagi anak-anak yang telah menghafal sebagian besar Alquran. Mereka di tingkat kedua ini diajarkan ilmu agama Islam seperti bahasa Arab.Sekolah Alquran tingkat tiga diikuti murid yang mendapatkan pengajaran intelektual terkemuka. Guru agama yang mengajar biasanya merupakan pengajar di universitas Islam bergengsi di Afrika Utara dan negara Muslim lainnya.

Sekolah Alquran tingkat pertama dan kedua dalam bahasa Prancis sering disebut Ecoles Coraniques dan Daara dalam bahasa Senegal. Di sekolah dua tingkat ini, ajaran dasar dimulai dengan mempelajari Alquran tanpa perlu memahami kandungannya.Meskipun mereka diajarkan membaca dan menulis Alquran mereka jarang menguasai bahasa arab.

Tujuan sekolah ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak menjadi Muslim yang baik: berakhlak mulia dan berkomunikasi dengan santun. Nilai-nilai utama yang diajarkan adalah ketaatan, rasa hormat, dan kepatuhan.

Penghormatan harus diberikan kepada orang lain, terutama orang tua dan ulama.Tradisi ini merupakan bentuk pengakuan keberadaan orang lain yang harus dirangkul dalam kebersamaan menjalani hidup. Ini merupakan wujud tabiat manusia sebagai makhluk sosial.

photo
Masjid Raya Touba, Senegal

Rendah diri atau tawadhu juga menjadi tradisi penghormatan yang diajarkan di sekolah. Sikap ini menjauhkan seseorang dari takabur, dan membuat diri selalu belajar dan menerima ibrah berharga dari alam.

Dalam pendidikan ini mereka mengenal pengelolaan dan keseimbangan badan, salah satunya dengan berpuasa. Perlakuan ini dibutuhkan agar mereka tetap rendah hati dan memiliki solidaritas, ikut merasakan penderitaan orang lain yang kekurangan makanan.

Anak-anak yang belajar jauh dari orang tua diajarkan bagaimana bertahan hidup dengan kesederhanaan.Mereka tidak dibebani dengan biaya sekolah. Masyarakat sekitar banyak menolong mereka dengan bersedekah makanan. Terkadang anak- anak berkeliling meminta sedekah di jalan- jalan, tertutama di pusat kota Dakar.

Sebuah survei pernah menyebutkan anak-anak yang mengikuti sekolah Alquran berjumlah satu persen dari anak laki-laki yang berusia 15 tahun. Kelak di masa depan mereka akan menjadi ustaz dan pendakwah Islam di masyarakat. Pemahaman Alquran yang mereka miliki akan menjadi bekal berdakwah.

photo
Muslim Senegal

Banyak murid sekolah dasar yang belajar Alquran setelah pulang sekolah atau selama liburan.Biasanya mereka hanya akan belajar pengetahuan dasar.

Sayangnya, sebagian sekolah Alquran tidak memiliki kurikulum yang baku, tidak seperti sistem pendidikan formal. Masing-masing sekolah memiliki tradisi dan cara sendiri untuk mengajarkan siswanya tentang Alquran. Meski demikian, Muslim di sana sangat antusias untuk mengantarkan putra-putrinya untuk belajar di sekolah Alquran.

Antusias yang tinggi membuat sekolah tersebut berusaha mengembangkan proses pendidikan.Lembaga pendidikan Islam yang formal mulai dirintis, seperti sekolah Prancis Arab yang mulai berdiri pada 1995. Sejak tahun 2000-an mereka telah berkembang pesat. Ini merupakan sekolah formal dengan pendidikan agama.

Sekolah ini sudah menjadi formal. Para murid mengikuti proses evaluasi pendidikan seperti sekolah lainnya berdasarkan peraturan dan kebijakan pemerintah.

Sekolah Islam memiliki kelebihan tersendiri. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, lembaga tersebut juga menanamkan nilai persaudaraan atau ukhuwah islamiyah. Alumninya tolong-meno- long untuk mengembangkan diri setelah lulus sekolah. Jaringannya tersebar di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.

Meski pernah mengalami penjajahan, Senegal tidak menghilangkan budaya khas negaranya.Sekolah Alquran diakui sebagai budaya dan tradisi Senegal sejak lama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement