Selasa 03 Jul 2018 19:32 WIB

SMRC: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi Kalah dari Prabowo

Sebagian besar masyarakat Jabar memilih Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Foto: AP
Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil exit poll Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas Presiden Joko Widodo belum sepenuhnya menguasai pemilih di Pulau Jawa. Di Jawa Barat, sebagian besar masyarakat memilih Prabowo Subianto jika hari ini terjadi head to head antara keduanya.

"Berdasarkan exit poll Pilkada 2018, elektabilitas Presiden Joko Widodo masih belum cukup mendominasi pilihan warga Jawa Barat," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, di Jakarta, Selasa (3/7).

Jika pilpres dilaksanakan pada hari H pilkada di sejumlah provinsi besar, Deni menyebutkan, sebagian besar pemilih akan mendukung Jokowi sebagai presiden, kecuali di Provinsi Jawa Barat. 

"Hanya khusus di Jawa Barat telah terjadi perubahan signifikan pilihan presiden dibanding survei beberapa minggu dan bulan sebelum hari H Pilkada serentak 2018," katanya. 

Ia menyebutkan jika hari ini terjadi head to head antara Jokowi dan Prabowo di Jawa Barat, Prabowo memperoleh suara 51,2 persen. Sementara Jokowi sebesar 40,3 persen, sedangkan yang tidak jawab sebesar 8,5 persen.

Elektabilitas Jokowi itu turun sekitar delapan persen dibandingkan survei sebelumnya. Sementara berdasarkan survei SMRC pada 22 Mei hingga 1 Juni 2018, Jokowi berhasil unggul di Jawa Barat dengan 48,3 persen suara dan Prabowo 37,8 persen.

Menurut Deni, sentimen masyarakat Jabar terhadap Prabowo yang mengangkat kenaikan suara Sudrajat-Ahmad Syaikhu secara sangat signifikan. Bahkan, pasangan berjuluk Asyik itu berhasil melewati suara Dedy Mizwar-Dedy Mulyadi dan mendekati suara Ridwan Kamil-UU. 

"Ada indikasi kampanye 'ganti presiden' hanya berpengaruh di wilayah Jawa Barat, tetapi daerah lain di Pulau Jawa tidak. Mesin partai pendukung Prabowo di Jabar, yakni Gerindra dan PKS jauh lebih besar. Ini yang membuat kampanye tersebut  efektif," ucap Deni. 

Untuk Jawa Tengah, jika terjadi head to head antara Jokowi dan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi. Angka elektabilitas Jokowi mencapai 73,1 persen, Prabowo sebesar 19,7 persen, dan tidak jawab sebesar 7,2 persen.

Di Jawa Timur, jika terjadi head to head antara Jokowi dan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi dengan angka mencapai 64,2 persen. Sementara Prabowo sebesar 28,3 persen dan tidak jawab sebesar 7,5 persen.

Dalam hasil exit poll di provinsi lain, elektabilitas Jokowi masih unggul ketimbang Prabowo. Ini seperti di Provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, hingga di Provinsi Kalimantan Barat.

Di Sumatra Utara, jika terjadi head to head antara Jokowi dan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi dengan angka mencapai 52,8 persen. Sementara, Prabowo sebesar 40,4 persen dan tidak jawab sebesar 6,8 persen.

Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, jika terjadi head to head antara Jokowi dan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi dengan angka mencapai 50 persen. Sementara Prabowo sebesar 38,4 persen dan tidak jawab sebesar 11,6 persen.

Di Kalimantan Barat, jika terjadi head to head antara Jokowi dan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi dengan angka mencapai 58,4 persen. Sementara Prabowo sebesar 35 persen dan tidak jawab sebesar 6,6 persen.

Dalam exit poll ini, SMRC menggunakan populasi seluruh pemilih yang datang ke TPS pada pilkada gubernur di enam provinsi. Yakni, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan dan di Provinsi Kalimantan Barat.

Jumlah responden exit poll di setiap provinsi bervariasi. Di Jawa Barat sebesar 1.580 orang, Jawa Tengah sebesar 1.176 orang, Jawa Timur sebesar 1.436 orang, Sumatra Utara sebesar 1.003 orang, Sulawesi Selatan sebesar 1.053 orang dan di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 574 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement