Selasa 03 Jul 2018 19:43 WIB

Persi Bali Gelar Edukasi Dokter Kecil

Persi gelar program edukasi terhadap dokter kecil tingkat SD dan PAUD

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
  Suasana para dokter kecil / Ilustrasi
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Suasana para dokter kecil / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Wilayah Bali akan menggelar program edukasi terhadap dokter kecil di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Program ini menggandeng seluruh Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang ada di Bali.

"Ada 10 provinsi yang dituju untuk mengaplikasikan program tersebut untuk menumbuhkan Generasi Emas Indonesia Sehat, salah satunya Bali," kata Ketua Persi Wilayah Bali, I Gede Patra di Denpasar, Selasa (3/7).

Secara teknis, Gede Patra menjelaskan pihaknya akan memberi edukasi dan pelatihan untuk seribu guru SD dan PKK yang ada di Bali. Guru-guru tersebut kemudian memberi pelatihan kepada dokter-dokter kecil di sekolah masing-masing.

"Dokter-dokter kecil ini nanti yang akan mengedukasi teman-temannya tentang kesehatan. Contohnya, mengajak berolah raga, makan buah dan sayur, rajin minum air putih, dan rutin melakukan cek kesehatan," paparnya.

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan visi misi pemerintah mewujudkan Generasi Emas 2045 terlaksana dengan baik. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menilai mewujudkan Generasi Emas di Indonesia tak mudah dan tak instan.

"Perlu usaha peningkatan, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, dan lainnya secara kontiniu dan konsisten," katanya.

Program edukasi dokter kecil di tingkat SD dan PAUD penting. Hasil survei menunjukkan 61 persen anak SD di Bali tidak bugar. Hingga 90 persen berat badan anak SD di Bali tidak ideal, dan 95 persen anak-anak di Bali tidak suka makan sayur dan buah.

Usaha preventif diperlukan untuk mengedukasi anak-anak. Pastika mencontohkan usaha untuk menciptakan tren perilaku anak-anak yang awalnya menyukai makanan cepat saji dapat diminimalisir. Makanan cepat saji umumnya membuat anak malas makan sayur, buah, dan masakan rumahan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement