Rabu 04 Jul 2018 02:54 WIB

Prediksi Hujan Lebat Persulit Penyelamatan di Gua Thailand

10 hari terjebak di gua, kondisi kesehatan anak-anak masih stabil.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Foto yang dirilis Tham Luang Rescue Operation Center menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand dan pelatihnya saat ditemukan di dalam gua yang setengah terendam banjir di Mae Sai, Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7).
Foto: Tham Luang Rescue Operation Center via AP
Foto yang dirilis Tham Luang Rescue Operation Center menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand dan pelatihnya saat ditemukan di dalam gua yang setengah terendam banjir di Mae Sai, Chiang Rai, Thailand, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MAE SAI -- Hujan lebat yang diprediksi terjadi di Thailand bagian utara berpotensi memperburuk kondisi gua lokasi 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka terjebak. Kondisi ini memaksa pihak berwenang untuk menuntut para korban keluar melalui lorong sempit di bawah air gua, menurut seorang pejabat tinggi, Selasa (3/7).

Para korban terperangkap di gua provinsi Chiang Rai yang mereka jelajahi pada Sabtu (23/6) setelah pertandingan sepak bola. Setelah beberapa hari dinyatakan hilang, mereka ditemukan oleh tim penyelam pada Senin (2/7) malam. Mereka dinyatakan dalam kondisi sehat dan dirawat oleh tujuh anggota SEAL angkatan laut Thailand, termasuk petugas medis, yang turut tinggal dalam goa.

Menteri Dalam Negeri Anupong Paojinda mengatakan, upaya untuk mengeluarkan air banjir terus dilakukan, tapi ada beberapa area dalam gua yang tidak dapat dikeringkan seutuhnya. Untuk mengeluarkan mereka menjelang prediksi cuaca buruk pada akhir pekan ini, korban mungkin perlu menggunakan peralatan menyelam sembari nantinya dipandu oleh penyelam profesional.

Anupong mengatakan, anak-anak lelaki itu akan dibawa melalui rute rumit yang juga dilewati para penyelaman untuk masuk. Ia mengakui, jika ada sesuatu yang salah, itu bisa menjadi bencana. "Menyelam itu tidak mudah. Bagi orang yang belum pernah melakukannya, akan sulit, tidak seperti menyelam di kolam renang karena saluran dalam gua kecil," ucapnya.

Video yang dirilis oleh Angkatan Laut Thailand menunjukkan, anak-anak lelaki dalam seragam sepak bola tengah duduk di daerah kering dalam gua. Para ahli penyelamat gua mengatakan, mungkin lebih aman membiarkan mereka berada di sana dulu sembari menyediakan konsumsi dan medis dibanding harus menyuruh mereka menyelam.

Tapi, berdiam diri di sana diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan karena musim hujan di Thailand biasanya berlangsung sampai Oktober. Komandan SEAL Laksamana Muda Arpakom Yookongkaew mengatakan, tidak perlu terburu-buru untuk membawa korban keluar gua karena mereka aman di sana. Sebab, seorang dokter dan perawat bersama mereka.

"Kami juga memberi anak-anak itu makanan, mulai dari makanan yang mudah dicerna sampai makanan dengan cukup banyak mineral," ujar Arpakorn dalam konferensi pers. Selain minuman protein, mereka juga sudah diberikan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik yang disarankan dokter sebagai tindakan pencegahan.

Penyelam gua yang merupakan bagian dari tim penyelamat, Ben Reymenants mengaku terkejut melihat kondisi anak-anak dan pelatih dalam gua. Setelah berhari-hari terjebak dalam gua, mereka dapat bertahan hidup dan sehat secara mental meski terlihat lemah dan kurus.

Reymenants menjelaskan, pilihan termudah adalah terus memompa air banjir untuk keluar dari gua. "Mereka membutuhkan tiga sampai empat kaki lagi sehingga mereka benar-benar dapat menyelam keluar dengan jaket pelampung. Tapi, waktu tidak berada di pihak mereka karena perkiraan hujan yang lebat," ucapnya.

Pejabat Provinsi Chiang Rai, Narongsak Osatanakorn, mengatakan kondisi kesehatan anak-anak diperiksa menggunakan ukuran tertentu. Bila merah mengartikan kondisi kritis, kuning serius, dan hijau stabil.

Sebagian besar anak-anak dalam kondisi hijau, menurut Osatanakorn. Dia menambahkan, anak-anak menderita luka atau luka ringan namun tidak dikategorikan kondisi kuning. "Tidak ada satu pun dalam kondisi merah."

British Rescue Council yag turut berperan dalam operasi penyelamatan mengatakan, meski ketinggian air telah turun, menyelam tetap menjadi pilihan sulit. Ada tantagan teknis signifikan dan risiko yang perlu dipertimbangkan, dilansir dari AP, Rabu (4/7).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement