Rabu 04 Jul 2018 10:10 WIB

KH Said Aqil Siroj: Budaya Indonesia Lebih Mulia dari Arab

Kiai Said menyebut di Arab tak ada budaya halal bihalal seperti di Indonesia.

Rep: Novita Intan/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (3/7). PBNU mengadakan kegiatan Halal Bi Halal sekaligus tasyakuran hari ulang tahun KH Said Aqil Siroj ke-65.
Foto: Republika/Putra M Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (3/7). PBNU mengadakan kegiatan Halal Bi Halal sekaligus tasyakuran hari ulang tahun KH Said Aqil Siroj ke-65.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar halal hiHalal 1439 H/2018, Selasa (3/7). Acara ini digelar sekaligus Tasyukuran Ulang Tahun Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ke-65.

Tampak hadir dalam ini Wapres Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddi, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, Menteri Sosial Idrus Marham, Menkominfo Rudiantara, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Gubernur DKI Anies Baswedan, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin dan sejumlah tokoh lintas agama.

Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj dalam sambutannya mengatakan, Indonesia jauh berbeda dengan timur tengah. Indonesia juga lebih bermartabat dan berbudaya dari pada negara di Eropa.

"Budaya Indonesia lebih mulia dari pada budaya di Arab dan Eropa. Di sana tidak ada budaya silaturahim seperti di Indonesia. Nah yang kali pertama mempopulerkan istilah dan budaya Halal BiHalal di Indonesia ya NU termasuk MTQ," kata Kiai Said.

Baca juga: NU Ingin Jadi Garda Terdepan Kawal Perbedaan

Dalam halal bihalal dan Tasyakuran tersebut Kiai Said meminta kepada para undangan untuk mendoakannya agar khusnul khotimah. Usai sambutan, Kiai Said memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada Wapres Jusuf Kalla. 

Wapres Jusuf Kalla mengajak segenap umat muslim di tanah air untuk selalu bersyukur karena dapat merayakan Idul Fitri dan Halal BiHalal. Sehingga diharapkan perayaan Idul Fitri tahun depan lebih ramai dan bahagia lagi.

"Di sejumlah negara lain, seperti di Suriah, Afganistan, Irak, Nigeria dan negara lainnya tidak bisa merayakan Idul Fitri layaknya di Indonesia," kata JK.

Baca juga: Sejarah Perjuangan NU untuk Kemerdekaan Palestina

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement