Rabu 04 Jul 2018 16:24 WIB

Jepang akan Patroli dari Laut Cina Selatan ke Samudra Hindia

Jepang ingin meningkatkan kehadirannya di kawasan maritim.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Kapal Angkatan Laut Jepang
Foto: www.marsecreview.com
Kapal Angkatan Laut Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang akan mengirim sebuah kapal induk besar ke Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia, Kaga. Langkah itu merupakan tahun kedua Jepang melakukan patroli di wilayah itu. Jepang tampaknya akan meningkatkan kehadirannya di kawasan maritim yang strategis dengan melakukan tur tahunan.

"Ini adalah bagian dari upaya Jepang untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata salah satu pejabat Jepang yang memiliki pengetahuan langsung tentang rencana untuk memulai tur dua bulan pada September.

Kaga yang memiliki panjang 248 meter dapat mengoperasikan beberapa helikopter secara bersamaan. Kapal akan berhenti di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, India, dan Sri Lanka.

Kaga akan didampingi oleh kapal pengawal. Kapal tersebut juga dapat melakukan latihan gabungan dengan kapal perang dari wilayah lain di kawasan itu. Jepang tahun lalu mengirim kapal Izumo, pada tur serupa di Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia.

Visibilitas Jepang yang tumbuh di perairan itu mencerminkan perhatian yang sama dengan Amerika Serikat. Mereka khawatir kehadiran militer Cina di wilayah yang menjadi jalur perdagangan penting bagi ekonomi Jepang dan AS.

Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan dan telah membangun basis di karang yang telah direklamasi. Cina juga telah meningkatkan operasi angkatan laut di Samudra Hindia.

AS mengadakan patroli udara dan laut reguler di Laut Cina Selatan. AS mengatakan  mereka harus memastikan kebebasan navigasi.

Pada  Mei, AS mengubah nama Pasukan Komando Pasifiknya di Hawaii menjadi Komando Indo-Pasifik. Hal itu untuk menandai strategi regional lebih luas yang telah dipromosikan oleh Jepang dan Australia. Wilayah tersebut membentang dari Pasifik Barat hingga Samudra Hindia.

Jepang belum mengambil bagian dalam kebebasan operasi navigasi AS di Laut Cina Selatan.  Hal itu karena  dapat memprovokasi Cina yang dapat meningkatkan kehadiran militernya di Laut Cina Timur. Jepang dan Cina bersengketa atas kepemilikan pulau tak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di Cina.

Presiden Cina Xi Jinping pada Juni mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Jim Mattis bahwa Cina berkomitmen untuk perdamaian. Tetapi Cina tidak akan menyerahkan wilayah yang mereka miliki.

Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei juga mengklaim bagian-bagian Laut Cina Selatan, yang memiliki pangkalan nelayan yang kaya, serta cadangan minyak dan gas. Taiwan juga mengklaim laut. Tetapi Jepang tidak memiliki klaim apapun atas wilayah tersebut.

Di Samudera Hindia, ketegangan antara Cina dan India semakin meningkat di tengah  kehadiran Cina di Maladewa. Meskipun kedua negara telah menandatangani perjanjian untuk membangun hubungan perdagangan dan transportasi di seluruh Asia dan sekitarnya.

Agar Jepang dapat mengambil peran regional yang lebih luas, pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe mengirimkan kapal perang, pesawat, dan pasukan dalam misi luar negeri.

Kaga, sebesar kapal induk yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II. Ia ditetapkan sebagai kapal pemburu.

Berbasis di Kure di Jepang barat, Kaga ditugaskan pada Maret tahun lalu dan misi utamanya adalah peperangan anti-kapal selam. Turnya ke Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia mengikuti perjalanan dua bulan ke wilayah itu mulai Mei dengan Osumi, sebuah kapal angkut amfibi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement