Rabu 04 Jul 2018 18:00 WIB

Rupiah Anjlok, Pelaku Industri Otomotif Gelisah

Mau tak mau industri harus melakukan penyesuaian harga.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Friska Yolanda
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS mulai membuat pelaku industri gelisah. Ketua Umum gabungan industri kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menyebut, kondisi tersebut sudah pasti akan berdampak pada ongkos produksi. Sebab, sekitar 30 persen komponen otomotif merupakan produk impor.

"Kita punya komponen impor yang cukup tinggi. Bahan baku juga ada yang dasarnya dolar. Kami ini sudah gelisah," ujarnya, saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (4/7). 

Jika tren pelemahan rupiah terus berlangsung, Yohannes mengatakan, industri mau tak mau harus melakukan penyesuaian harga.

"Tinggal kita tunggu saja merek mana yang akan duluan menyesuaikan karena mungkin juga ada yang masih punya stok jadi bisa bertahan," kata dia. 

Nilai tukar rupiah sempat berada di level Rp 14.418 per dolar AS berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Selasa (3/7). Pelemahan rupiah ini terus terjadi meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin (bps). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement