REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengatakan, dakwah Islam di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup besar. Hal ini ditandai dengan banyaknya dakwah para ulama di media sosial dan media televisi yang tayang hampir setiap hari.
"Saya menghitung-hitung dakwah yang paling gegap gempita itu di media, di televisi itu rata-rata empat kali lebih acara dakwah," ujar JK dalam pidatonya di acara halal bihalal PP Muhammadiyah, Rabu (4/7).
JK mengatakan, kemajuan dakwah Islam juga tampak dari sisi sosial. Misalnya, saja terkait dengan penggunaan jilbab.
Saat ini perempuan Muslim sudah tidak malu lagi menggunakan jilbab. Sementara pada zaman dahulu, jilbab pernah menjadi bahan ejekan di sekolah-sekolah.
JK menyebut, kini sekitar 80 persen mahasiswa perguruan tinggi telah menggunakan jilbab. Hal ini menunjukkan perubahan sosial yang luar biasa di kalangan umat Muslim.
"Mahasiswa sekarang ini 80 persen pakai jilbab, di kantor semua pakai jilbab. Zaman dulu diketawain orang kalau pakai kerudung di sekolah, sekarang orang tidak pakai kerudung justru ditanya 'kenapa tidak pakai kerudung'? ini perubahan-perubahan sosial luar biasa yang terjadi di umat ini," kata JK.
Tak hanya itu, musik-musik gambus saat ini juga sudah menjadi umum. Padahal, pada zaman dahulu musik gambus hanya dimainkan di kampung-kampung. Menurutnya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi di masyarakat ini merupakan hasil dari dakwah islam yang semakin meluas.
Namun di sisi lain, ekonomi umat masih belum berkembang. Oleh karena itu, JK mendorong Muhammadiyah meningkatkan kemajuan ekonomi umat melalui kewirausahaan. Menurutnya, organisasi islam terbesar seperti Muhammdiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran besar dalam memajukan ekonomi umat.
"Salah satu yang belum berkembang ialah enterpreneurship umat, maka gerakan ini penting dan organisasi (Muhammadiyah dan NU) tentu yang paling besar punya peran," ujarnya.