Kamis 05 Jul 2018 00:48 WIB

Bangladesh Tambah Jumlah Aparat di Pengungsian

Kejadian pembunuhan di pengungsian memaksa polisi meningkatkan kewaspadaan.

Pengungsi Rohingya
Foto: Muhammadiyah Aid
Pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangladesh mengerahkan ribuan polisi tambahan ke kampung pengungsi Rohingya di selatan. Kebijakan ini merupakan respons dari rangkaian pembunuhan di pengungsian.

AKM Iqbal Hossain, inspektur polisi kota pesisir Cox's Bazar, mengungkap, sekitar 2.400 petugas kepolisian berjaga di pengungsian. Mereka bertugas untuk menjaga keamanan pengungsi. 

Seorang perwira senior kedua, Inspektur Afrujul Haque Tutul, mengatakan jumlah polisi sudah meningkat. "Kami memiliki 1.000 petugas polisi sekarang untuk satu juta orang, jadi Anda bisa bayangkan," katanya.

Sejak Agustus, ketika penumpasan militer di Myanmar memaksa banyak dari suku kecil itu menyeberangi perbatasan ke Bangladesh. Mereka mencari perlindungan di penampungan penuh sesak. Sekitar 19 orang, beberapa di antara mereka tokoh masyarakat, tewas.

Polisi melakukan sejumlah penangkapan sehubungan dengan beberapa pembunuhan, tapi mengatakan bahwa motifnya seringkali masih tidak jelas.

Pembunuhan itu dilakukan setelah gelap dan seringkali oleh sekelompok orang menggunakan pistol, pisau, dan tongkat serta mengirim kengerian melalui penampungan, yang dijaga tentara Bangladesh pada siang hari tetapi diawaki oleh lebih sedikit polisi pada malam hari.

Lebih dari 700 ribu orang Rohingya telah berlindung di Distrik Cox's Bazar sejak Agustus, bergabung dengan ribuan orang yang sudah tinggal di sana, menjadikannya kamp pengungsi terbesar dan paling cepat berkembang di dunia.

Bahkan, sebelum pengungsian pada Agustus telah terjadi kekerasan di penampungan, dengan polisi Bangladesh dan pekerja bantuan sebelumnya disalahkan atas kesulitan mengendalikan pasokan ke penampungan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement