Kamis 05 Jul 2018 15:30 WIB

Pengamat: Dukungan TGB Menyiratkan Keinginan Maju ke Pilpres

TGB memiliki massa yang tidak sedikit.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan hak suaranya di TPS 1 Kelurahan Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (27/6).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan hak suaranya di TPS 1 Kelurahan Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat mengatakan, dukungan Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi terhadap Joko Widodo (Jokowi) untuk melanjutkan kepemimpinan di periode kedua dapat diartikan dalam berbagai aspek. Di antaranya, keinginan TGB untuk maju Pilpres 2019 tanpa melalui Partai Demokrat, tempatnya bernaung.

Cecep menilai keinginan tersebut sebagai hal yang wajar. TGB sendiri sudah melalui dua periode sebagai gubernur Nusa Tenggara Barat untuk dua periode dan berpotensi melanjutkan kiprahnya dalam bidang politik. "Sedangkan, fakta di lapangan, Demokrat sudah menggadang-gadangkan calonnya yakni AHY," ujarnya, Kamis (5/7).

Fakta tersebut menyebabkan posisi politik TGB ‘mentok’ dan rasanya tidak mungkin maju dari Demokrat. Padahal, menurut Cecep, TGB memiliki latar belakang yang baik, masih muda dan terbilang berhasil memimpin NTB. Ia juga memiliki massa yang tidak sedikit dan mendapat dukungan secara nyata.

Dengan mendukung Jokowi untuk dua periode, TGB terlihat memiliki harapan agar bisa dilirik Jokowi. Selama ini, keduanya juga diketahui sering menjalin komunikasi meski masih sebatas pembangunan NTB dan nasional Tapi, Cecep menilai, tidak menutup kemungkinan pembicaraan terkait Pilpres sempat muncul di antara mereka.

Jokowi-TGB sebenarnya bukanlah pasangan baru dalam bursa pilpres 2019. Menurut Cecep, pasangan ini memiliki kesempatan besar untuk menang karena saling melengkapi. "Mereka mewakili sosok nasionalis dan agamis. Secara wilayah, Jokowi kuat di Jawa dan TGB di daerah Indonesia bagian tengah dan timur. Mereka komplementer," ucapnya.

Apabila benar dipasangkan, Cecep melihat keduanya berpotensi unggul. Tampikan TGB bahwa dirinya belum tentu digandeng sebagai cawapres Jokowi dirasa sebagai ungkapan diplomatis semata. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement