Kamis 05 Jul 2018 14:48 WIB

Kloning Pertama Mamalia Sukses Dicatat Sejarah

Dolly merupakan mamalia pertama yang berhasil dikloning dari sel kelenjar susu induk.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Domba Dolly generasi pertama
Foto: AP
Domba Dolly generasi pertama

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURG -- Pada 5 Juli 1996, Dolly si domba lahir di Roslin Institute di Skotlandia. Dolly merupakan mamalia pertama yang berhasil dikloning dari sel mamalia dewasa.

Pada awalnya Dolly dinamai kode '6LL3', tetapi kemudian ia diberi nama baru yang terinspirasi dari penyanyi dan aktris Dolly Parton. Nama tersebut diajukan oleh salah satu pengurus ternak yang membantu kelahirannya, setelah dia mengetahui hewan itu dikloning dari sel mamalia.

Sel-sel diambil dari kelenjar susu seekor induk betina berusia enam tahun dan dibiakkan di laboratorium dengan menggunakan jarum mikroskopis. Metode tersebut pertama kali digunakan dalam proses perawatan kesuburan manusia pada 1970-an.

Setelah menghasilkan sejumlah sel telur normal, para ilmuwan menanamnya di induk pengganti. Selama 148 hari kemudian salah satu dari induk itu melahirkan Dolly.

Kelahiran Dolly diumumkan secara terbuka pada Februari 1997, yang kemudian memicu kontroversi. Di satu sisi, pendukung berpendapat teknologi kloning dapat mengarah pada kemajuan penting dalam dunia kedokteran.

Dengan metode tersebut, hewan dapat dimodifikasi secara genetik untuk menjadi donor organ bagi manusia. Kloning embrio untuk mengumpulkan sel induk juga dapat digunakan dalam pengembangan perawatan penyakit saraf degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Beberapa ilmuwan juga menilai, kloning hewan adalah salah satu cara yang mungkin untuk melestarikan spesies yang terancam punah. Namun di sisi lain, pengkritik melihat teknologi kloning baru berpotensi tidak aman dan tidak etis, terutama ketika itu diterapkan pada manusia.

Selama hidupnya yang singkat, Dolly dikawinkan dengan domba jantan bernama David dan akhirnya melahirkan empat anak domba. Pada Januari 2002, dia ditemukan menderita radang sendi di kaki belakangnya.

Diagnosis tersebut menimbulkan pertanyaan tentang kelainan genetik yang mungkin disebabkan dalam proses kloning. Setelah menderita penyakit paru-paru progresif, Dolly mati pada 14 Februari 2003, di usia enam tahun.

Kematian dininya menimbulkan banyak pertanyaan tentang keamanan kloning, baik bagi hewan maupun manusia. Namun Ian Wilmut, ilmuwan utama dalam tim yang menghasilkan Dolly, telah berbicara secara terbuka menentang kloning manusia. Dilaporkan History, saat ini domba bersejarah itu dipajang di National Museum of Scotland di Edinburgh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement