REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua warga Inggris diketahui terpapar racun mematikan yang dikembangkan pada masa Uni Soviet. Racun kelas militer itu bernama Novichok. Jenis racun tersebut sama persis dengan yang digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia dan putrinya pada Maret lalu.
Pejabat Inggris mulai mencari petunjuk untuk mengetahui bagaimana dua warganya dapat terpapar dengan agen saraf kelas militer itu. Kepala petugas polisi antiterorisme negara itu, Neil Basu, mengatakan para spesialis mengungkap pasangan berusia 40-an itu diracuni oleh racun mematikan yang sama dengan Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Tidak jelas apakah korban itu sengaja ditargetkan. Pria dan wanita itu saat ini dalam keadaan kritis. Ia dirawat di Rumah Sakit Salisbury District Inggris. Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid memimpin rapat komite darurat COBRA Pemerintah Inggris pada Kamis pagi (5/7).
Insiden keracunan telah meningkatkan masalah kesehatan masyarakat di daerah Salisbury. Upaya dekontaminasi besar-besaran terjadi setelah Skripal ditemukan diracuni oleh Novichok.
Pejabat mengatakan, risiko untuk masyarakat umum ikut terpapar racun tersebut rendah. Polisi setempat menyatakan kasus itu sebagai "insiden besar" pada Rabu atau empat hari setelah korban ditemukan pingsan di sebuah bangunan perumahan di Amesbury, 13 kilometer dari Salisbury, tempat Skripal diracuni.
Kedua korban diidentifikasi oleh teman-temannya sebagai Dawn Sturgess (44 tahun) dan Charlie Rowley (45 tahun). Beberapa bangunan di sekitar lokasi kejadian ditutup untuk memudahkan penyelidikan.
Basu mengatakan, polisi tidak tahu apakah ada hubungan antara kasus Skripal dan kasus baru tersebut. Ia juga tidak dapat menyimpulkan apakah agen saraf berasal dari kelompok yang sama yang menyebabkan Skripal kritis.
"Kemungkinan bahwa dua penyelidikan ini terkait jelas merupakan garis penyelidikan bagi kami," katanya, Rabu malam. Pernyataan itu diungkapkan di tengah spekulasi bahwa para korban bisa jatuh sakit oleh residu dari racun yang digunakan pada Skripal. Polisi mengatakan, para korban adalah warga negara Inggris dan tinggal di daerah itu.
Baca: Korban Racun Agen Syaraf Kembali Ditemukan di Inggris