REPUBLIKA.CO.ID, ULAN BATOR -- Kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail di Mongolia telah memulihkan hubungan bilateral antara Malaysia dan Mongolia. Kunjungan ini merupakan undangan dadakan Presiden Mongolia Khaltmaagiin Battulga untuk bertemu dengan Wakil Perdana Menteri kemarin, Rabu (4/7).
"Saya diminta untuk bertemu dengan presiden Mongolia di Istana Negara," kata Wan Azizah kepada wartawan Malaysia di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri Asia untuk Pengurangan Risiko Bencana 2018 di Ulan Bator, dilansir di The Star Online, Kamis (5/7).
(Baca: Jaksa Agung Bantah Ada Motif Politik dalam Kasus Najib)
Meskipun hubungan diplomatik antara Mongolia dan Malaysia dibentuk pada tahun 1971, hanya ada sedikit interaksi atau pertukaran antara kedua negara selama bertahun-tahun. Hubungan itu menjadi tegang setelah pembunuhan Altantuya Shaariibu, warga Mongol di Bukit Raja, Klang, pada 2006.
(Baca: Jaksa Sebut KPK Malaysia Janjikan Lebih Banyak Bukti dalam Kasus 1MDB)
Wan Azizah, yang pergi menemui presiden setelah menghadiri konferensi, mengatakan penting bagi Malaysia untuk terlihat melakukan hal yang benar sehubungan dengan pembunuhan Altantuya.
“Jika ada arah untuk peninjauan ulang (kasus ini) atau apa pun, saya kira kita bisa mempertimbangkan,'' kata Dr Wan Azizah. Ia menambahkan bahwa ini akan menjadi indikasi bagaimana pemerintah Pakatan Harapan yang baru mengelola negara tersebut.
(Baca: Wan Azizah Katakan Biarkan Pengadilan Putuskan Kasus Najib)