Kamis 05 Jul 2018 17:26 WIB

Malaysia Selidiki Proyek Cina Terkait Skandal 1MDB

Mahathir telah berjanji mengkaji ulang proyek-proyek besar Najib.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menjalani sidang dakwaan di pengadilan, Rabu (4/7).
Foto: Free Malaysia Today
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menjalani sidang dakwaan di pengadilan, Rabu (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia sedang menyelidiki dana pinjaman dari sebuah bank milik negara Cina yang mengalir ke proyek jaringan pipa dan 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Proyek-proyek untuk membangun dua jaringan pipa itu sebelumnya  telah ditandatangani pada 2016 oleh pemerintahan Najib Razak.  

Najib, yang didakwa sehubungan dengan penyelidikan 1MDB, membantah melakukan kesalahan. Dia mengaku tidak bersalah pada Rabu (4/7).

Financial Times pertama kali melaporkan kaitan antara pinjaman dari Bank Ekspor-Impor Cina untuk proyek pipa dan 1MDB. Pinjaman diberikan kepada Suria Strategic Energy Resources (SSER), anak perusahaan dari kementerian keuangan Malaysia yang mengawasi dua jaringan pipa.

Salah seorang sumber dari Kementerian Keuangan Malaysia mengatakan, SSER menginstruksikan kontraktor Cina, Petroleum Pipeline Bureau (CPPB), untuk menangguhkan pekerjaan jaringan pipa pada Rabu (4/7).

photo
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tengah) didampingi Excecutive Indonesia - Malaysia Business Council (IMBC) Chairul Anhar (kiri) berjalan sebelum melakukan pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (29/8).

Pejabat kementerian itu menyebutkan, Malaysia sedang berupaya untuk bekerja sama dengan Pemerintah Cina dalam proses penyelidikan dana pinjaman tersebut. Malaysia juga sedang meninjau apakah dana yang diinvestasikan dalam proyek-proyek saluran pipa dapat dikembalikan lagi.

Baca juga, Malaysia Hentikan Pembangunan Kontruksi Proyek Kereta Cina.

Seorang juru bicara kementerian menolak berkomentar terkait hal ini.  Exim Bank dan CPPB juga belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Pemerintah Malaysia yang dipimpin Mahathir Mohamad, telah mengungkapkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa pemerintahan Najib menggunakan agen federal dan uang pemerintah untuk menyelamatkan 1MDB. Kasus ini juga sedang diselidiki di setidaknya enam negara.

Sekitar 500 juta dolar AS yang diperoleh dari perjanjian penjualan tanah dengan bank sentral, dan 300 juta dolar AS dari penjualan kembali saham-saham dari dana kedaulatan Khazanah Nasional Berhad digunakan untuk membayar utang kepada IPIC negara Abu Dhabi.

Menteri Keuangan Lim Guan Eng telah mengajukan pertanyaan atas pembayaran untuk proyek-proyek pipa ke CPPB bulan lalu. Menurutnya, pemerintahan Najib telah membayar sekitar 2 miliar dolar AS atau 88 persen dari total nilai proyek. Padahal, pekerjaan yang selesai masih kurang dari 15 persen.

Sejak menjabat, Mahathir berjanji untuk meninjau proyek-proyek besar yang disepakati oleh pemerintahan Najib. Ia mengatakan, proyek-proyek itu tidak menguntungkan negara secara ekonomi.

Proyek East Coast Railway Link (ECRL) senilai 20 miliar dolar AS dihentikan pada  Rabu. Lim mengatakan pada Selasa bahwa ECRL hanya akan menjadi ekonomis jika ada pengurangan biaya yang drastis.

Pejabat departemen keuangan mengatakan, ECRL dan dua proyek pipa itu ditangguhkan sambil menunggu pembicaraan tingkat tinggi dengan Cina untuk menegosiasikan kembali persyaratan proyek. Lim mengatakan, dia berencana mengunjungi Cina untuk menegosiasikan kembali kesepakatan itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement