Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman meninjau kesiapan sarana dan prasarana Penanganan Perkara Hasil Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (5/7). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman meninjau kesiapan sarana dan prasarana Penanganan Perkara Hasil Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (5/7). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman meninjau kesiapan sarana dan prasarana Penanganan Perkara Hasil Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (5/7). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman meninjau kesiapan sarana dan prasarana Penanganan Perkara Hasil Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (5/7). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman meninjau kesiapan sarana dan prasarana Penanganan Perkara Hasil Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (5/7). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman meninjau kesiapan sarana dan prasarana Penanganan Perkara Hasil Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (5/7).
Mahkamah Konstitusi membuka pengajuan sengketa Hasil Perselisiahan hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 serta batas akhir pendaftaran pada 10 Juli 2018 untuk sengketa hasil Pilkada Kota/Kabupaten dan 11 Juli 2018 untuk sengketa Pilkada provinsi.
Advertisement