Kamis 05 Jul 2018 17:55 WIB

Penting, Memasukan Nilai-Nilai Islam Wasthiyah ke Kurikulum

menumbuhkan Islam wastahiyah tidak hanya fokus kepada pendidikan agama.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Pendidikan/Ilustrasi
Pendidikan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Perwakilan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, M. Hamka mengatakan menumbuhkan Islam wastahiyah tidak hanya fokus kepada pendidikan agama. Menurutnya, bidang-bidang lain juga perlu untuk dimasuki nilai-nilai tersebut.

"Justru radikalisme masuk bukan dari guru-guru agama. Sehingga mereka cocoklogi saja. Tekstual saja," ujar Hamka, dalam acara FGD Penguatan Kurikulum 2013 dalam Menumbuhkan Islam Wasathiyah, di PBNU, Kamis (5/7).

Strategi jitu dinilai sangat penting guna menyebarkan nilai-nilai tersebut. Pasalnya, mereka juga menggunakan strategi agar radikalisme bisa tumbuh. Ia menegaskan, siswa tidak hanya diberikan pelajaran syariah ansich. Namun juga perlu diajarkan pelajaran lainnya.

Memasukkan nilai Islam wasathiyah ke dalam kurikulum sangat penting. Pasalnya, menyangkut dengan tidak hal yang akan dicapai dari kurikulum itu sendiri.

Tiga hal tersebut yaitu membentuk karakter yakni bagaimana siswa mampu menghadapi lingkungan yang berubah. Capaian selanjutnya adalah kompetensi yaitu bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks.

Lalu literasi yakni bagaimana menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. "Kurikulum kita ada tiga (capaian) itu sebenarnya. Tujuannya kualitas karakter, kompetensi yang harus dimasukkan ke seluruh mata pelajaran," kata Hamka.

Ia menegaskan karakter moral dan kinerja harus dikembangkan. Selain itu, ia menambahkan bahwa literasi tidak sekedar siswa membaca buku. Namun bagaimana mampu mengindentifikasi dan mengkomunikasikannya.

"Saran, menyusun kebijakan umum kurikulum (tidak hanya agama tapi umum), pembelajaran, penilaian implementasi," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement