Kamis 05 Jul 2018 22:08 WIB

Besok, Kepastian Pilot Garuda Mogok atau tidak

Serikat karyawan Garuda berharap muncul solusi terbaik untuk semua pihak.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Indira Rezkisari
Pesawat Garuda Indonesia.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pesawat Garuda Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pilot Garuda (APG) yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) berencana mogok kerja terkait belum adanya titik temu masalah internal dengan manajemen perusahaan. Kepastian mogok kerja atau tidak akan ditentukan besok (6/7).

Hal itu diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury saat ditanyakan mengenai rencana mogok kerja tersebut. "Tadi kan disampaikan, sudah tunggu besok," kata Pahala usai melakukan pertemuan dengan perwakilan pilot dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di kediaman pribadi menteri, Kamis malam (5/7).

Pahala masih enggan mengutarakan respons dari Rini terkait permasalahan pilot Garuda. Dia menegaskan, kesepakatan dari pertemuan tersebut akan diberi tahu secara resmi besok (5/7) di kantor Garuda yang berada di Bandara Soekarno-Hatta.

Sementara itu, Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty menegaskan dari pertemuan yang dilakukan malam ini (5/7) sudah menemukan titik terang. Tomy mengatakan akan mendiskusikan hasil pertemuan tersebut dengan anggota Sekarga terlebih dahulu.

Presiden APG Bintang Hardiono menegaskan secepat mungkin akan mendapatkan solusi terbaik. "Kami akan mencoba jalan terbaik (untuk menyelesaikan masalah internal antara pilot dengan manajemen Garuda)," tutur Bintang di lokasi yang sama.

Mengenai permasalahan internal dengan manajemen Garuda, menurut Bintang, Rini meminta waktu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dia mengharapkan, pengumuman resmi besok menjadi salah satu solusi terbaik untuk semua pihak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement