Jumat 06 Jul 2018 15:30 WIB

Sadiq Khan Restui Balon Bayi untuk Mengolok Donald Trump

Donald Trump dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Inggris dan Ratu Elizabeth.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Boneka bayi raksasa Donald Trump akan diterbangkan di London saat kunjungan Donald Trump
Foto: BBC
Boneka bayi raksasa Donald Trump akan diterbangkan di London saat kunjungan Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Otoritas Inggris telah menyetujui penerbangan boneka berbentuk bayi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Boneka setinggi enam meter itu diterbangkan guna menyambut kunjungan kenegaraan Trump ke Inggris.

Penerbangan bayi besar Trump itu telah mendapatkan persetujuan dari Wali Kota London Sadiq Khan. Pembuatan balon bayi tersebut telah menghabiskan dana sekitar 18 ribu pundseterling. Sebagai awalan, balon tersebut dizinkan mengudara selama dua jam pada pagi hari saat kunjungan Trump dilakukan.

Balon berisi helium itu dibentuk sebagai penggambaran dari karakter yang dimiliki Presiden Trump. Rupa balon tersebut dibuat semirip mungkin dengan Trump dengan bentuk kepala yang besar dan tangan yang kecil sembari menggenggam ponsel.

Balon sengaja dibentuk seperti itu untuk menyiratkan sifat Trump sebagai bayi pemarah dengan ego yang rapuh tetapi memiliki tangan mungil. Balon dibuat untuk memberikan penegasan kepada Trump jika warga Inggris memandang rendah sambil menertawakan dirinya.

"Presiden Trump tampaknya akan sangat membencinya saat tahu orang-orang mengolok-olok dirinya," kata inisiator balon udara, Leo Murray seperti diwartakan BBC, Jumat (6/7).

Murray menjelaskan, dana yang dipakai untuk membuat balon tersebut didapatkan dari sumbangan masyarakat dan diproduksi oleh perusahaan balon udara terkemuka. Dia mengatakan, balon itu nantinya akan mengudara di atas kompleks gedung parlemen Inggris selama kunjungan Trump.

Tidak mudah pada awalnya untuk mendapatkan izin penerbangan balon udara tersbeut. Diskusi dan persuasi kepada Wali Kota London terus dilakukan agar kampanye aksi protes tersebut bisa dilakukan.

Murray mengatakan, Wali Kota awalnya tidak melihat balon bayi Presiden Trump itu sebagai bentuk protes yang sesuai hukum. Namun, pada akhirnya balai kota menemukan kembali rasa humor akan bentuk protes sarkasme mereka hingga akhirnya mengizinkan bayi Trump mengudara.

Dalam sebuah pernyataan resmi yang mengutip nama wali kota London, balai kota mengaku memahami bentuk protes yang dilakukan warga. Mereka mendukung hak warga untuk menggelar aksi protes yang damai dengan harapan hal itu akan memberikan banyak dampak berbeda.

Otoritas setempat bahkan mempersilakan taman kota yang berada di dekat gedung parlemen Inggris atau Parliament Square Garden sebagai landasan penerbangan balon raksasa tersebut. Izin terbang agaknya diberikan menyusul adanya sebuah petisi yang telah ditandatangani oleh lebih dari 10 ribu warga terkait izin terbang balon.

Meski demikian, balon tersebut kini menghadapi hambatan izin terbang dari otoritas penerbangan nasional. Hal itu menyusul kawasan udara di sektiar gedug parlemen merupakan daerah udara terbatas. Artinya, diperlukan izin khusus agar balon tersebut dapat mengudara secara sah dimata hukum.

"Karena kompleks parlemen berada di kawasan udara terbatas sehingga dibutuhkan izin tambahan dari kepolisian kota," katanya.

Sementara, salah satu personel yang juga berkaitan langsung degan proyek balon, Max Wakefield mengaku optimis bayi Trump itu akan mendapatkan semua izin yang diperlukan untuk terbang. Dia mengatakan, pengumpulan dana lainnya tengah dibentuk guna membiayai tur keliling dunia bagi balon tersebut.

"Sebanyak 1.000 pundsterling telah terkumpul dalam waktu 24 jam. Uang tambahan itu akan digunakan untuk mengirim balon keliling dunia dan menghantui Trump ke manapun dia pergi," kata Max Wakefield.

Presiden Trump direncanakan menemui Perdana Menteri Inggris Theresa May pada 13 Juli nanti. Pertemuan akan dilaksanakan di 10 Downing Street yang merupakan kompleks pemerintahan Inggris.

Pemimpin partai politik Inggris, UKIP Nigel Farage mengatakan, rencana tersebut akan menjadi hinaan terbesar yang pernah diterima seorang kepala negara. Hingga kini, Gedung Putih belum memberikan keterangan resmi terkait rencana penerbangan balon tersebut.

Sebelumnya, lebih dari 55 ribu orang diperkirakan akan menggelar demonstrasi di London guna memprotes kunjungan Donald Trump. Demonstrasi itu akan diberi tajuk "Karnaval Perlawanan".

Sejumlah aktivis pro-Palestina di Inggris akan turut berpartisipasi dalam aksi yang dijadwalkan digelar pada 13 Juli tersebut. Mereka menilai kepresidenan Donald Trump dipimpin kebencian islamofobia serta kebijakan anti-Palestina secara jelas telah mempengaruhi komunitas Muslim.

Sementara warga Inggris lainnya berharap ketika kunjungan nanti Perdana Menteri Inggris Theresa May akan berupaya menyeru Trump agar keluar dari kebijakan kontroversialnya. Harapan itu pun diungkapkan sejumlah anggota parlemen Inggris yang keberatan dengan kedatangan Trump.

Tak hanya menemui Theresa May, Trump juga dijadwalkan bertemu Ratu Elizabeth ketika berkunjung ke Inggris. Trump akan menjadi presiden AS ke-12 yang ditemui Elizabeth selama 66 tahun menjadi ratu Inggris Raya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement