REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra mulai membuka penjajakan dengan Partai Demokrat untuk Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Salah satunya ditandai pertemuan Prabowo Subianto dengan Perwakilan Partai Demokrat Syarief Hasan yang akan ditindaklanjuti dengan pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Prabowo beberapa hari ke depan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono menegaskan penjajakan dengan Partai Demokrat tidak akan merusak keutuhan Partai Gerindra dengan parpol lain yang lebih dahulu bersama Gerindra yakni PKS dan PAN.
"Saya kira enggak, Gerindra, PKS dan PAN solid namun kita tetap terbuka kemungkinan membuka pintu untuk tambahan koalisi partai," ujar Ferry dalam diskusi bertajuk 'Meraba Pasangan Capres-Cawapres' di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7).
Menurutnya, koalisi Partai Gerindra, PKS dan PAN saat ini juga sudah terbukti di beberapa daerah di Pilkada 2018 kemarin. Karena itu, koalisi dan komunikasi yang terjalin tentu akan dilanjutkan hingga Pilpres 2019.
"Ini yang kemudian menjadi pertimbangan buat kamuli di Pilpres 2019. Mudah-mudahan koalisi Gerindra PAN PKS insyallah bisa solid bertahan," ujar Ferry.
Ia mengatakan saat ini yang menjadi persoalan koalisi Partai Gerindra dengan PAN dan PKS adalah persoalan sosok di Pilpres. "Kalau sekarang di kami relatif problem yang dihadapi 27 hari ke depan soal bagaimana personnya. Parpolnya relatif udah mulai turun," ungkap Ferry.