REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sejumlah 49 orang tewas dan 48 lainnya hilang di kawasan barat dan pusat Jepang akibat hujan lebat berakibat banjir mengguyur daerah tersebut. Sementara itu, lebih dari 1,6 juta orang dievakuasi dari rumah mereka pada Sabtu (7/7).
"Hingga Sabtu, lebih dari 1,6 juta orang telah diminta dievakuasi dari rumahnya. Sementara itu, 3,1 juta orang lainnya disarankan mengevakuasi diri juga," kata Badan Manajemen Bencana Alam Jepang.
Badan Meteorologi Jepang mengumumkan peringatan cuaca khusus di tiga daerah di kawasan Honshu. Masyarakat diminta untuk mewaspadai ancaman longsor dan luapan air sungai akibat hujan yang tidak biasa tersebut.
Berdasarkan foto dari helikopter, terlihat orang-orang menyelamatkan diri dengan memanjat atap mereka. Orang-orang tersebut juga terlihat melambaikan tangan untuk meminta bantuan.
Saat ini permasalahan di lingkungan yang tertimpa bencana banjir telah diselesaikan. Meskipun demikian, Badan Meteorologi Jepang mengatakan, hujan kemungkinan akan bertambah lebat pada Ahad (8/7).
Wilayah yang diterjang banjir di Kurashiki, Perfektur Okayama, Jepang bagian Barat, Sabtu (7/7)
Sementara itu, Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan sebanyak 48 ribu pemadam kebakaran dan Pasukan Bela Diri Jepang dikerahkan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Cuaca buruk juga mempengaruhi kawasan industri. Sejumlah produsen menunda proses produksi mereka agar tidak mengancam keselamatan para pekerjanya.