Ahad 08 Jul 2018 12:32 WIB

Korban Banjir di Jepang Capai 64 Orang

Sungai-sungai yang meluap memaksa beberapa juta penduduk mengungsi dari rumah mereka.

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Agung Sasongko
Wilayah yang diterjang banjir di Kurashiki, Perfektur Okayama, Jepang bagian Barat, Sabtu (7/7)
Foto: KYODO NEWS via AP
Wilayah yang diterjang banjir di Kurashiki, Perfektur Okayama, Jepang bagian Barat, Sabtu (7/7)

REPUBLIKA.CO.ID,  TOKYO - Jumlah korban tewas akibat banjir jepang bertambah menjadi 64 orang pada Ahad (8/7). Sungai-sungai yang meluap memaksa beberapa juta penduduk mengungsi dari rumah mereka.

Hujan deras menghantam beberapa wilayah di Jepang barat dengan intensitas tiga kali hujan biasa. Hujan memicu tanah longsor dan banjir, sehingga menjebak banyak orang yang berlindung di atas atap rumah mereka.

"Kami belum pernah mengalami hujan seperti ini sebelumnya. Ini adalah situasi bahaya yang ekstrem," kata seorang pejabat di Badan Meteorologi Jepang (JMA).

Media nasional Jepang NHK mengatakan, sedikitnya 64 orang telah dinyatakan tewas dan 44 lainnya masih hilang. Di antara korban yang hilang adalah seorang bocah lelaki berusia 9 tahun yang diyakini terperangkap tanah longsor di rumahnya.

Pemerintah Jepang telah mendirikan pusat manajemen darurat di kantor perdana menteri. Sekitar 54 ribu petugas penyelamat dari militer, polisi, dan departemen pemadam kebakaran juga telah dikirim ke wilayah terdampak.

"Masih banyak orang yang hilang dan yang lain membutuhkan bantuan, kami bekerja melawan waktu," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Curah hujan setinggi 300 mm diperkirakan akan terjadi pada Senin (9/7) pagi di tiga prefektur. Perintah evakuasi masih berlaku untuk sekitar 2 juta orang, meskipun hujan telah berhenti dan banjir telah surut di beberapa daerah. Peringatan longsor telah dikeluarkan di sejumlah prefektur nasional.

Jalan-jalan ditutup dan layanan kereta api telah dihentikan di bagian barat Jepang. Layanan kereta peluru Shinkansen yang sebelumnya ditangguhkan pada Jumat (7/7), telah dilanjutkan dengan jadwal terbatas.

Perusahaan mobil, termasuk Mazda Motor Corp dan Daihatsu Diesel Manufacturing Co, telah menghentikan operasi beberapa pabriknya pada Sabtu (7/7), karena kekurangan suku cadang. Perusahaan elektronik Panasonic Corp mengatakan satu pabrik di Okayama, Jepang barat, tidak dapat dijangkau karena penutupan jalan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement