REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) masih tak ingin terburu-buru untuk membuat poros ketiga usai mengetahui adanya wacana duet antara Prabowo Subianto dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sekretaris Jendral PAN Eddy Suparno mengaku sebelum penentuan pencalonan presiden, pihaknya mengimbau untuk mendiskusikan hal itu secara matang.
“Ya kita akan bicara dulu dengan para pihak yang terkait. Jangan buru-buru membuat poros ketiga dan jangan terburu-buru juga untuk memutuskan ikut dalam koalisi tersebut, atau yang lainnya,” kata Eddy saat dihubungi Republika, Ahad (8/7).
Dia sendiri juga tak ingin berandai-andai bila Prabowo Subianto jadi berduet dengan AHY dan akan maju dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Sebab, dia mengaku saat ini banyak pihaknya yang sedang melakukan penjajakan dengan melakukan komunikasi dan diskusi.
Politisi partai berlambang matahari itu mengatakan, semua pihak yakni partai-partai yang akan menandingin pejawat saat ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan pemikiran-pemikirannya untuk didiskusikan bersama. Dia berharap, para pemangku kepentingan dapat berkomunikasi dengan pikiran yang terbuka.
“Dalam artian begini, jangan sampai ada yang sudah mengkondisikan dari awal, ‘pokoknya saya harus jadi cawapres, pokoknya capres atau cawapresnya harus dari partai saya’ kalau ada pemikiran seperti itu kan susah untuk kita melakukan komunikasi yang lebih komprehensif lagi,” jelas Eddy.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh partai yang berkepentungan untuk tetapkan tujuan awal yakni untuk memberikan alternatif sosok pemimpin selain pejawat. Sosok pemimpin itu adalah yang bisa membawa RI ke arah yang lebih baik lagi.
“Jadi bagi saya sesungguhnya yang paling penting itu bagaimana mencari alternatif yang terbaik untuk Indonesia lima tahun ke depan, bukan hanya sekedar seseorang yang mampu memenuhi syarat untuk maju di pencapresan 2019,” jelasnya.
Partai Demokrat mewacanakan perjodohan antara Prabowo Subianto dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Adanya wacana Prabowo-AHY memberikan kemungkinan peluang bagi partai oposisi di luar Gerindra dan Demokrat untuk membentuk poros ketiga.