REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mendorong pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan ekonomi syariah di dalam negeri. Teknologi harus dikembangkan oleh industri keuangan syariah ataupun sektor riil agar pangsa pasar meningkat tajam.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai Sekretariat KNKS menyatakan, bakal menyinergikan pemerintah dengan regulator untuk terus membuka potensi ekonomi dan keuangan Islam. "Caranya dengan mengintegrasikan ide dengan inovasi teknologi," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro melalui keterangan tertulis, Ahad (8/7).
Dia mengatakan, ekonomi syariah di luar negeri bisa melesat dengan cepat berkat bantuan teknologi. Dia menyebut, beberapa negara yang sangat progresif mengintegrasikan teknologi ke dalam kerangka pembangunan ekonomi Islam adalah Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA).
"Pemerintah berkomitmen menyediakan infrastruktur serta regulasi yang relevan," kata Bambang. Dia menambahkan, pemerintah juga akan terus mempromosikan ekonomi dan keuangan syariah.
Bambang menambahkan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah masyarakat dan menciptakan laju perkembangan baru. Melalui inovasi teknologi, telah tercipta digitalisasi yang mempercepat perputaran informasi yang mengubah struktur ekonomi global dan nasional. "Era ini akan menjadi era ekonomi digital, menandai proses revolusioner dari apa yang disebut revolusi industri keempat atau industri 4.0," kata dia.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mempercepat pelaksanaan revolusi industri keempat. Komitmen tersebut tecermin dari peluncuran inisiatif "Making Indonesia 4.0" dengan tujuan mengimplementasikan strategi revolusi dan peta jalan (road map) revolusi keempat di Indonesia.