Ahad 08 Jul 2018 23:08 WIB

Gua Tham Luang Steril dari Media untuk Evakuasi

Ada opsi tim sepak bola junior Thailand akan menyelam untuk keluar dari gua.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Foto yang dikeluarkan Tham Luang Rescue Operation Centre, tim pencari berjalan memasuki kompleks gua di mana 12 anak dan pelatih sepak bola mereka hilang selama 10 hari di Mae Sai, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 2 Juli 2018.
Foto: AP/Tham Luang Rescue Operation Centre
Foto yang dikeluarkan Tham Luang Rescue Operation Centre, tim pencari berjalan memasuki kompleks gua di mana 12 anak dan pelatih sepak bola mereka hilang selama 10 hari di Mae Sai, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 2 Juli 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, MAE SAI -- Pemerintah Thailand meminta media meninggalkan daerah di sekitar pintu masuk gua Tham Luang, tempat 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola terperangkap selama dua pekan. Sterilisasi ini diduga dilakukan karena proses evakuasi akan segera dimulai.

Tim penyelamat mengatakan mereka khawatir hujan lebat akan semakin menyulitkan proses evakuasi. Mereka mungkin perlu segera menyelamatkan korban dari dalam gua yang sebagian telah dibanjiri air.

Satu-satu cara mengevakuasi mereka adalah dengan memaksa mereka menyelam di lorong-lorong gelap yang penuh dengan air berlumpur dan arus kuat, serta oksigen yang menipis. Keluar melalui rute yang sama dengan rute saat mereka masuk dinilai sebagai pilihan utama evakuasi meski berisiko tinggi.

Pada Sabtu (7/7), Gubernur Chiang Rai, Narongsak Osatanakorn, yang mengawasi misi penyelamatan itu mengatakan cuaca ringan dan tingkat air yang menurun selama beberapa hari terakhir membuat kondisi gua memungkinkan untuk proses evakuasi. Namun kondisi akan berubah jika hujan lebat kembali turun.

"Saya menegaskan kita sedang berperang dengan air dan waktu dari hari pertama hingga hari ini. Menemukan anak-anak bukan berarti kami telah menyelesaikan misi kami. Ini hanya pertempuran kecil yang kami menangkan, tetapi perang belum berakhir. Perang berakhir ketika kami memenangkan tiga pertempuran, pertempuran untuk mencari, menyelamatkan, dan membawa mereka pulang," jelasnya.

Namun para pakar penyelamatan gua mempertimbangkan opsi menyelam sebagai upaya terakhir, terutama karena para korban tidak bisa berenang dan menyelam. Jalan keluar dianggap sangat rumit karena belokan di lorong-lorong banjir sangat sempit.

Jika ramalan cuaca benar, akses ke gua akan kembali ditutup oleh banjir yang berasal dari hujan musiman. Upaya memompa air dari gua terus dilakukan setiap kali ada hujan lebat.

Puluhan relawan penyelam asing telah tiba di gua tersebut pada Ahad (8/7) pagi. Setelah itu mereka akan siap untuk bertindak cepat membawa korban keluar dalam kondisi yang tepat.

Anak laki-laki berusia 11 sampai 16 tahun dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun terjebak di dalam gua sejak 23 Juni lalu. Mereka baru ditemukan tim penyelamat sembilan hari kemudian.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement