Senin 09 Jul 2018 02:15 WIB

Polisi Inggris Terus Cari Sumber Racun Novichok

Empat orang di Inggris menjadi korban peracunan menggunakan Novichok

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nidia Zuraya
Polisi Inggris mencari petunjuk kasus baru racun Novichok yang menyerang dua warga setempat.
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Polisi Inggris mencari petunjuk kasus baru racun Novichok yang menyerang dua warga setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pihak kepolisian Inggris melakukan tes forensik secara ekstensif, Sabtu (7/7), guna mencari sumber racun syaraf Novichok yang ditemukan pada pasangan asal Inggris Dawn Sturgess (44) dan Charley Rowley (45). Sebelumnya,  seorang mantan agen rahasia Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, juga terpapar oleh racun Novichok.

Dilansir di Associated Press, Sabtu (7/7), seorang petugas kepolisian juga menjalani tes tindakan pencegahan di rumah sakit untuk memeriksa kemungkinan terkontaminasi terkait dengan kasus tersebut. Namun, pihak kepolisian Wiltshire mengatakan pada Sabtu (7/7) malam, polisi tersebut telah dibebaskan.

Sementara itu, pasangan Dawn Sturgess dan Charley Rowley yang juga terpapar racun syaraf seminggu yang lalu, saat ini berada dalam kondisi kritis di Salisbury District Hospital. Rumah sakit tersebut juga merupakan tempat Sergei dan Yulia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk dirawat setelah mereka diracuni.

Pihak berwenang mengatakan, keempat orang itu sakit karena diracuni dengan Novichok, yang merupakan racun saraf yang dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin. Polisi berpikir Dawn Sturgess dan Charley Rowley memiliki paparan sekunder terhadap senjata kimia yang digunakan dalam serangan terhadap Sergei dan Yulia.

Polisi juga mengatakan, mereka mencari botol yang mungkin mengandung Novichok. Ini adalah proses yang lambat dan telaten karena tidak ada cara mudah untuk menggunakan teknologi modern dalam menentukan lokasi racun saraf yang langka tersebut.

Para pejabat mengatakan, pencarian bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Kasus tersebut telah melibatkan lebih dari 100 petugas di Salisbury dan kota terdekatnya Amesbury sebagai tempat untuk melindungi masyarakat yang berkemungkinan terkontaminasi.

Rumah sakit Salisbury mengatakan, petugas kepolisian memberikan semua data yang jelas bagi masyarakat yang menjalani tes, termasuk seorang petugas kepolisian tersebut. Rumah sakit pun juga tidak mengatakan apakah petugas yang tidak dikenal itu, telah terpapar dengan Novichok.

Namun, sebuah pernyataan mengatakan petugas itu pada awalnya mencari data medis di rumah sakit lain, sehubungan dengan insiden yang sedang berlangsung di Amesbury. Di mana, korban terbaru juga mengalami pengembangan gejala keracunan Novichok.

Rumah sakit Salisbury menambahkan, sejak insiden ini dimulai, sejumlah anggota masyarakat yang datang ke rumah sakit dengan masalah kesehatan, tidak ada yang memerlukan perawatan. "Kami ingin mengulangi saran dari Kementerian Kesehatan bahwa risiko (racun tersebut) terhadap publik yang lebih luas tetap rendah," kata rumah sakit.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement