Senin 09 Jul 2018 05:59 WIB

Menteri Israel Pimpin Sekelompok Yahudi Masuk ke Al-Aqsha

Menteri Israel ingin Al-Aqsha dibuka untuk Yahudi yang ingin berdoa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Kompleks Masjid Al Aqsha.
Foto: AP
Kompleks Masjid Al Aqsha.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertanian Israel menjadi menteri Israel pertama yang masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem timur, sejak 2015. Tiga tahun yang lalu, Israel melarang pejabatnya dan anggota parlemen mengunjungi Al-Aqsa. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencabut larangan tersebut pekan lalu.

Seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (8/7), seorang saksi mata menyaksikan Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, memimpin sekelompok Yahudi masuk ke halaman Al-Aqsa, dengan pengamanan tergolong ketat.

Ariel, yang merupakan anggota partai Yahudi sayap kanan ini juga menyerukan agar Al-Aqsa dibuka untuk orang Yahudi yang ingin berdoa. Ariel telah memperoleh persetujuan sebelum mengunjungi kompleks Al-Aqsa ini.

Sesuai aturan, bagi anggota Knesset atau parlemen Israel harus mengajukan izin 24 jam sebelum mengunjungi Al-Aqsa. Dan dari laporan media setempat, Netanyahu telah mengizinkan anggota Knesset untuk mengunjungi kompleks Al-Aqsa tiap tiga bulan sekali.

Baca juga, Warga Israel Terobos Paksa Masjid Al-Aqsha.

Pada Oktober 2015, Netanyahu membuat larangan memasuki kompleks Al-Aqsa dalam upaya untuk menenangkan kekerasan yang pecah di Tepi Barat. Sementara bagi umat Muslim, Al-Aqsa merupakan situs ketiga paling suci di dunia. Bagi Yahudi, daerah itu adalah Bukit Bait Suci dan mengklaimnya sebagai situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Namun beberapa kelompok Yahudi ekstremis menyerukan penghancuran Masjid Al-Aqsha agar sebuah kuil Yahudi dapat dibangun di tempat itu. Pada September 2000, kunjungan ke situs yang dipelopori politikus Israel Ariel Sharon, memicu apa yang kemudian dikenal sebagai "Intifada Kedua". Ini merupakan gerakan pemberontakan rakyat Palestina yang menyebabkan ribuan orang terbunuh.

Israel menduduki Yerusalem Timur, lokasi Al-Aqsa berada, selama Perang Timur Tengah 1967. Hal ini kemudian membuat Israel mencaplok seluruh kota pada 1980 secara sepihak dan memproklamirkan bahwa daerah tersebut, yakni Yerusalem Timur, sebagai ibu kota negara Yahudi. Di bawah Presiden Donald Trump, AS pun mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement