Senin 09 Jul 2018 14:18 WIB

Telur Ayam di Sukabumi Melonjak Jadi Rp 30 Ribu per Kilogram

Harga telur di Sukabumi naik 12,5 persen akibat kelangkaan pasokan.

Rep: Riga Iman/ Red: Indira Rezkisari
Pembeli memilih telur ayam negeri di pasar tradisional.
Foto: Republika/ Wihdan
Pembeli memilih telur ayam negeri di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Harga komoditas telur ayam terus melambung di pasar tradisional Kota Sukabumi Jawa Barat. Saat ini harga telur ayam di pasaran mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

 

‘’Harga telur ayam mengalami kenaikan sejak pencoblosan pilkada beberapa waktu lalu,’’ ujar seorang penjual telur ayam di Pasar Pelita, Kota Sukabumi, Sunan (29 tahun), Senin (9/7). Sebelumnya kata Sunan, harga telur ayam hanya berada pada kisaran Rp 23 ribu hingga Rp 24 ribu per kilogram. Namun dalam sepekan terakhir ini harga telur ayam melonjak.

 

Penyebabnya akibat pasokan barang dari distributor yang berkurang dibandingkan sebelumnya. Sementara di sisi lain permintaan dari warga atau konsumen tetap tinggi.

 

Sunan memperkirakan harga telur ayam akan terus mengalami kenaikan. Diprediksi pada Selasa (10/7) harga telur ayam akan naik menjadi Rp 31 ribu per kilogram.

 

Para pedagang berharap agar harga telur bisa normal kembali. Sebab banyak konsumen yang mempertanyakan kenaikan harga. Namun para pedagang tidak bisa menghindari kenaikan karena adanya kenaikan harga dari distributor.

 

Salah seorang pembeli Neneng S (45) mengatakan, kenaikan harga telur ayam ini jelas memberatkan masyarakat. ‘’Jika terus naik maka khawatir warga tidak mampu menjangkaunya,’’ imbuh dia.

 

Data Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Diskop UKM-PP) Kota Sukabumi menyebutkan, pada pekan pertama Juli 2018 lalu harga telur ayam rata-rata Rp 27 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya hanya dijual seharga Rp 24 ribu per kilogram.

 

Kepala Diskop UKM-PP Kota Sukabumi Ayep Supriatna mengatakan, terjadi kenaikan harga telur ayam sebesar 12,5 persen atau Rp 3.000 per kilogram. ‘’Faktor yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga akibat pasokan komoditi tersebut mengalami penurunan,’’ cetus dia kepada wartawan.

 

Menurut Ayep, petugas tetap memantau perkembangan harga di pasaran secara rutin. Hal ini untuk mengetahui ketersediaan pasokan sembako di pasaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement