Senin 09 Jul 2018 15:05 WIB

Dajjal Sisihkan Agama

Dajjal muncul sebelum hari kiamat dan dia seperti tukang sulap.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiamat atau hari akhir menjadi salah satu rukun iman yang perlu diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Meski tak ada yang tahu pasti kapan hari itu datang, banyak keterangan dalam Alquran dan hadis yang menerangkan tanda-tanda kedatangan hari kiamat.

Pakar Alquran dan hadis, Ahsin Sakho, menjelaskan, terdapat tanda-tanda kedatangan hari kiamat baik kiamat besar (qubra) maupun kecil (sugra). Tanda-tanda yang mudah dilihat, kata dia, adalah sedikitnya orang amanah, semakin sedikitnya ulama atau panutan agama, hewan-hewan semakin memunah, keadilan tak lagi ditegakkan, orang- orang semakin jauh dari norma agama, dan puncaknya adalah kemunculan Imam Mahdi dan dajjal.

"Dajjal muncul sebelum hari kiamat dan dia seperti tukang sulap. Jadi, saat dia berkata sesuatu akan langsung terjadi atau terkabul, hingga akhirnya orang akan terpana dan mengikutinya," kata mantan rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) ini.

Menurut Ahsin, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, menjelang hari kiamat akan muncul 30 dajjal yang tersebar di seluruh bagian dunia. Dajjal, lanjut dia, memiliki dua makna, yaitu substansial dan hakiki.

Makna dajjal secara substansial diartikan sebagai pemikiran orang yang semakin lupa dan jauh dengan ajaran- ajaran agama, hingga akhirnya mengesampingkannya. Kehadiran dajjal secara substansial juga mampu menyisihkan peran agama sehingga norma agama tidak lagi dipandang sebagai suatu pedoman kehidupan.

Ahsin mengibaratkan dajjal secara substansial sebagai hawa nafsu manusia yang mampu menjauhkan diri dari agama atau sama halnya seperti terkena pengaruh dajjal. Sedangkan, dajjal hakiki berbentuk seorang atau suatu makhluk yang tersebar kemana-mana, kecuali Makkah dan Madinah.

Meski saat ini wujud hakiki dajjal belum turun ke bumi, substansi dari dajjal sudah mulai terlihat, kata Ahsin. Dalam situasi ini, ada baiknya ayat-ayat mengenai hari kiamat dibaca dan dikaji lagi, ujar dia.

Salah satu tanda lain dari kehadiran kiamat adalah munculnya Muhammad bin Abdullah atau diceritakan sebagai sosok bernama Imam Mahdi. Imam Mahdi sendiri, kata Ahsin, berdasarkan hadis sahih merupakan seorang keturunan nabi yang bernama Muhammad dan memiliki ayah yang bernama Abdullah.

Imam Mahdi diceritakan sebagai seorang keturunan Arab dan akan muncul di Makkah. Sosok Imam Mahdi terkenal dengan kepemimpinannya dan memimpin sebuah perlawanan dari ketidakadilan, kata dia. Pada akhir zaman, Imam Mahdi akan turun beserta Nabi Isa dan bersama melumpuhkan dajjal, katanya.

Penjelasan yang sama juga diungkapkan Ketua Asosiasi Ilmu Alquran dan Tadsir se-Indonesia (AIAT), Sahiron Syamsuddin. Menurut dia, banyak hadis yang menerangkan tanda terjadinya hari kiamat, di antaranya kemunculan dajjal. Turunnya dajjal, kata dia, termasuk masalah yang ghaib dan hanya Allah yang mengetahuinya secara pasti. Dia mengatakan, Ahlissunnah waljamaah meyakini bahwa dajjal secara hakiki akan turun, meskipun belum diketahui waktunya.

"Sebagian orang juga memaknai dajjal sebagai sosok simbolis, sehingga tidak dipahami sebagai sosok, melainkan perilaku membuat kerusakan secara masif dan membuat banyak orang kafir kepada Allah SWT," kata Sahiron.

Sementara, turunnya Imam Mahdi, lanjut dia, bertujuan untuk menegakkan keadilan dan membuat kesejahteraan di muka bumi, begitu pula dengan tujuan turunnya Nabi Isa AS.

Menurut jumhurul ulama Suni, Imam Mahdi diyakini memiliki nama asli bernama Muhammad ibn Abdillah, yang merupakan keturunan Fatimah, putri Rasul. "Dia adalah sosok yang memiliki kemampuan memimpin dan telah memerintah di muka bumi ini selama tujuh tahun, kata Sahiron.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement