REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrasi Muslim pertama ke Brasil datang dari Afrika. John L Esposito menulis, Muslim Afrika yang diidentifikasi sebagai budak Mandinka dibawa ke Brasil dalam jumlah kecil pada abad ke-16 hingga 18.
Gelombang besar Muslim Afrika tiba pada paruh pertama abad ke-19. Kebanyakan dari mereka adalah orang Hausa dan Yoruba.Sedikit di antaranya orang Bornu, Nupe, dan Fulani. Di antaranya juga terdapat Muslim dari Teluk Benin.
Mereka dibawa untuk dipekerjakan sebagai budak di pertambangan, perkebunan kapas, kopi, hingga tebu. Mereka pun dipekerjakan di kota-kota.
Para sejarawan memperkirakan jumlah mereka mencapai 354.100 orang. Di negeri asalnya, Nigeria sekarang, mereka diduga terlibat dalam pemberontakan yang mengakibatkan tumbangnya kerajaan Oyo di Yoruba.
Di Brasil, para budak Muslim mula-mula dikenal sebagai Huasa, Musulmi. Mereka kemudian dikenal dengan istilah Yoruba, imale atau male. Orang-orang Yoruba dikenal karena terlibat lebih dari 20 pemberontakan di Bahia, sebuah provinsi penghasil gula di timur laut Brasil yang mempekerjakan budak-budak Afrika.
Pada 1814, para budak nelayan dari gudang pangkalan penangkapan ikan paus di pantai melakukan pemberontakan. Mereka dibantu para budak yang melarikan diri dan dimerdekakan dari ibu kota Bahia, Salvador. Lebih dari dua ratus orang membakar jala dan gudang. Perlawanan lebih serius terjadi pada Januari 1835.
Pemberontakan Male berlangsung sekitar empat jam dilakukan lima ratus pemberontak Afrika. Mereka bertempur di Jalanan Salvador. Sebagian besar dari mereka terdiri dari pemberontak Yoruba dan Hausa. Mereka melakukannya pada akhir Ramadhan.
Dalam persidangan, terungkap bahwa mereka melakukan shalat lima waktu, puasa, hingga membaca Alquran. Mereka pun mengenakan busana Muslim dan mempelajari bahasa Arab. Akibat pem- berontakan tersebut, mereka dihukum mati, dicambuk, atau kerja paksa.
Penindasan brutal yang dilakukan pemerintah mencerai berai komunitas Muslim di Brasil. Ratusan budak yang dimerdekakan dideportasi kembali ke Afrika. Lainnya menyeberangi Atlantik untuk menghindari diskriminasi etnis dan kekerasan polisi yang tiada henti. Setelah penghapusan perbudakan dilakukan pada 1888, para bekas budak Muslim masih dijumpai di sana.
Pada peralihan abad ke-20, kaum Muslimin dari Timur Tengah seperti dari Suriah dan Libanon bermigrasi ke Brasil. Mayoritas diantaranya adalah Sunni yang meninggalkan Libanon setelah Perang Dunia II.Pada umum nya mereka berdagang. Mereka terkonsentrasi di Sao Paolo. Mereka pun membangun masjid dan Islamic Center.