Senin 09 Jul 2018 17:34 WIB

Cina Peringatkan AS Hindari Provokasi di Selat Taiwan

Taiwan menjadi masalah paling sensitif dalam hubungan Cina dengan AS.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Peta Taiwan.
Foto: Chinamaps.info/ca
Peta Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Senin (9/7) mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menghindari tindakan yang membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Pernyataan tersebut disampaikan Cina setelah dua kapal perang AS berlayar melalui perairan Selat Taiwan.

Para pejabat AS mengatakan dua kapal perusak melakukan perjalanan selama akhir pekan. Langkah itu merupakan manuver transit rutin melalui perairan internasional.

Hal itu merupakan perjalanan pertama oleh kapal Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan dalam waktu sekitar satu tahun. Perjalanan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan AS-Cina karena perang dagang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan Cina telah mengikuti gerakan kapal AS dan menyatakan keprihatinannya kepada AS atas manuver tersebut.

"Kami harus menyatakan, masalah Taiwan terkait dengan kedaulatan Cina dan integritas teritorial. Kami mendesak AS untuk segera tunduk pada prinsip satu-Cina dan menghindari merusak hubungan Cina-AS serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Hua kepada wartawan di sebuah konferensi pers reguler di Beijing.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Sabtu (7/7) bahwa situasi itu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Belum ada komentar lebih lanjut dari Taiwan tentang kehadiran dua kapal perang AS.

Cina mengklaim Taiwan sebagai miliknya. Cina tidak pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan berada di bawah kontrolnya. Beijing secara teratur mengatakan Taiwan adalah masalah paling sensitif dalam hubungan Cina dengan AS.

Washington tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan. Tetapi Taiwan merupakan sumber utama senjata. AS terikat oleh hukum untuk membantu Taiwan mempertahankan diri.

Tawaran AS kepada Taiwan, dari pembukaan kedutaan baru de facto untuk mengesahkan Undang-Undang Perjalanan Taiwan, telah mendorong para pejabat AS untuk berkunjung. Hal itu semakin meningkatkan ketegangan antara Beijing dan Taipei. Permusuhan Cina dengan Taiwan telah berkembang sejak Tsai Ing-wen dari Democratic Progressive Party memenangkan pemilihan presiden di pulau itu pada 2016.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement