REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo meminta para menteri dan ketua lembaga memperbaiki pola penyerapan anggaran sehingga tidak menumpuk di akhir tahun. Dengan begitu, anggaran dapat benar dirasakan oleh masyarakat.
"Perbaiki pola penyerapan anggaran, sehingga tidak menumpuk di akhir tahun dengan tetap menjaga kualitas output yang ada," kata Presiden saat memimpin Rapat Terbatas yang membahas realisasi dan prognosis pelaksanaan APBN 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).
Kepala Negara meminta semua program yang direncanakan dan proyek strategis segera dieksekusi tepat waktu dan good governance (tata kelola yang baik). Selain itu, proyek dapat tepat sasaran sehingga dampaknya segera dirasakan oleh masyarakat.
"Transfer dana ke daerah dan dana desa harus segera dicairkan dan meminimalisir adanya pengendapan anggaran pemerintah di perbankan," tegasnya.
Baca juga, Menkeu: Penyerapan Belanja Operasional Membaik.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengapresiasi percepatan program pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta belanja Kementerian/Lembaga (KL) yang tumbuh 12,1 persen dalam APBN semester I 2018. Hal itu jauh lebih tinggi dari realisasi semester 1 2017 sebesar 0,4 persen.
"Saya meminta momentum pencapaian semester I APBN 2018 ini terus dijaga dan ditingkatkan pada semester II," harapnya.
Presiden juga mengingatkan tantangan yang dihadapi tidak ringan, terutama terkait ketidakpastian perekonomian global, agar seluruh kementerian dam lembaga untuk fokus dan segera menyelesaikan program yang direncanakan.
Dalam penyerapan anggaran ini, Presiden juga meminta tetap melakukan langkah efesiensi belanja barang, seperti penghematan perjalanan dinas, rapat dan paket meeting, belanja ATK serta belanja-belanja yang tidak produktif lainnya.
Presiden dalam kesempatan ini juga mengucapkan terima kasih kepada para menteri, kepala lembaga, gubernur, bupati/walikota atas kinerja APBN semester I 2018 yang semakin membaik. "Kinerja APBN semester I 2018 yang saya lihat semakin baik dibanding peroede sama I 2017 menunjukan kinerrja yang lebih meningkat," katanya.
Jokowi mengungkapkan kinerja APBN semester I 2018 ini meningkat, di antaranya defisit anggaran yang lebih rendah atau turun 36,8 persen, keseimbangan primer juga sangat bagus menjadi positif karena pada tiga tahun sebelumnya masih negatif.
Kepala Negara juga menyebut pembiayaan anggaran yang semakin menurun dalam dua tahun terakhir serta SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan) yang lebih besar.
Kinerja APBN semester I 2018 ini, lanjut Presiden, juga didukung pendapatan negara yang tumbuh 16 persen yang didukung penerimaan perpajakan yang mampu tumbuh 14,3 persen lebih tinggi dari pertumbuhan semester I 1 2017 sebesar 9,6 persen.
"Belanja negara yang terus meningkat 5,7 persen dibanding tahun 2017 yang hanya tumbuh 3,2 persen," katanya.