Selasa 10 Jul 2018 02:16 WIB

Indonesia Dukung Afghanistan Wujudkan Ketahanan Kesehatan

Pertemuan Indonesia dan Afghanistan juga untuk kerjasama selatan-selatan

Direktur INDOHUN sekaligus Guru Besar FKM UI, Prof Drh Wiku Adisasmito MSc PhD
Foto: Istimewa
Direktur INDOHUN sekaligus Guru Besar FKM UI, Prof Drh Wiku Adisasmito MSc PhD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam Kerjasama Selatan Selatan (KSS) di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri RI memang bukan sebatas retorika. Sejak dicetuskan di Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular (KSST) lahir untuk memfasilitasi kerjasama pembangunan antar negara-negara berkembang.

Salah satu bentuk komitmen itu diperlihatkan saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke beberapa negara di kawasan Asia Selatan pada awal tahun 2018. Afghanistan adalah salah satu diantaranya yang dikunjungi Presiden Joko Widodo.

Fakta ini pun semakin memantapkan peran Indonesia dalam rangka mencapai kemandirian bersama yang dilandasi solidaritas, kesetaraan, dan saling menguntungkan. Menindaklanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo tersebut, sebaliknya Pemerintah Afghanistan akan melakukan kunjungan balasan ke Jakarta pada 10-12 Juli 2018.

Salah satu agenda penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mewujudkan ketahanan kesehatan global. Dalam kaitan agenda tersebut, Indonesia One Health University Network (INDOHUN) pun siap memberikan kontribusinya untuk mengatasi krisis ketahanan kesehatan global yang saat ini tengah dialami Afghanistan.

INDOHUN sebagai Asosiasi Perguruan Tinggi di Indonesia yang fokus pada pendekatan One Health dan Health Security Partners melalui pendanaan dari Biosecurity Engagement Program (BEP), bekerjasama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) akan menerima kunjungan Pemerintah Afghanistan.

Sebagai negara yang sudah berpengalaman dalam memimpin implementasi Global Health Security Agenda (GHSA) di dunia, Indonesia dipercaya dapat berbagi praktik terbaik serta pengalamannya kepada Pemerintah Afghanistan. Kegiatan ini merupakan salah satu bantuan teknis yang dapat diberikan Indonesia dalam mendukung Pemerintah Afghanistan sebagai salah satu bentuk kerja sama bilateral.

Pertemuan Pemerintahan kedua negara tersebut akan menjadi forum diskusi lintas sektor yang akan melibatkan institusi pemerintahan terkait implementasi ketahanan kesehatan global, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Pusat Kesehatan TNI, Balai Besar Veteriner, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, serta dihadiri oleh perwakilan Afghanistan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat, Kementerian Pertanian, Pusat Laboratorium Kesehatan Masyarakat, serta Kantor Kepresidenan. Melalui pertemuan tersebut diharapkan dapat menjadi kontribusi Indonesia dalam komitmen kerjasama Selatan Selatan.

Menurut Direktur INDOHUN, Prof Drh Wiku Adisasmito MSc PhD, pertemuan kedua negara memang memiliki makna penting. Terutama bagi Indonesia untuk terus memberikan peran aktifnya dalam kerjasama Selatan Selatan.

"Kegiatan ini pun menjadi penting sebagai salah satu bentuk kontribusi Indonesia dalam mendukung agenda ketahanan kesehatan global," jelas Wiku Adisasmito yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, dalam rilisnya, Senin (9/7).

Keterlibatan INDOHUN dalam agenda kegiatan ini sekaligus memperlihatkan bahwa upaya mewujudkan ketahanan kesehatan global juga tidak akan lepas dari peran penting kalangan akademisi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement