REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan kebocoran pipa gas yang ada di Banten merupakan pipa gas dari CNOOC ke PLTGU Cilegon milik PLN. Karena kebocoran pipa tersebut akibatnya PLTGU Cilegon kehilangan pasokan gas.
Djoko menjelaskan, seharusnya melalui pipa gas tersebut, PLTGU Cilegon mendapatkan pasokan 56 miliar british thermal unit per hari (bbtud). Namun, karena kebocoran pipa tersebut, pasokan kemudian ditutup untuk menghindari kehilangan cadangan gas karena kebocoran pipa tersebut.
"Tapi suplai kemudian di switch dari PGN sebesar 40 bbtud," ujar Djoko di Gedung DPR, Senin (9/7).
Djoko menjelaskan, penyebab kebocoran gas pagi tadi masih dalam tahap investigasi oleh pihak Kementerian ESDM dan pihak CNOOC. Namun, penanganan sementara berupa menutup titik kebocoran sudah dilakukan oleh CNOOC bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut.
Pipa gas bocor di wilayah perairan Bojonegara, Banten pada Senin (9/7) pagi. Pipa gas yang diketahui milik CNOOC tersebut mengalirkan gas dari Pabelokan menuju Cilegon tersebut mengalirkan gas sebesar 50 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (mmcfd).
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menjelaskan hingga saat ini pihak SKK Migas masih melakukan investigasi penyebab kebocoran pipa tersebut.
"Penanganan pertama sudah dilakukan. Tapi penyebabnya apa masih diinvestigasi," ujar Wisnu kepada wartawan, Senin (9/7).
Wisnu menjelaskan dampak dari kebocoran pipa gas tersebut supply gas yang seharusnya 50 mmscfd sementara dihentikan. Wisnu mengatakan untuk sementara waktu suplai baru akan dilakukan pasca pembenahan sudah selesai.