Selasa 10 Jul 2018 03:42 WIB

Ini Isi Surat Pengunduran Menlu Inggris Boris Johnson

Johnson berpendapat Inggris dapat berakhir seperti koloni ke Uni Eropa

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Boris Johnson mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri Inggris pada Senin (9/7). Ia berpendapat Inggris dapat berakhir seperti koloni ke Uni Eropa, usai pemerintah mengumumkan rencana hubungan perdagangan dengan blok Benua Biru itu, .

Berikut adalah teks surat pengunduran diri Johnson kepada Perdana Menteri Theresa May.

Untuk Theresa,

Sudah lebih dari dua tahun sejak orang-orang Inggris memilih meninggalkan Uni Eropa dengan pegangan janji yang tidak ambigu dan kategoris bahwa mereka mampu mengambil kendali atas demokrasi.

Masyarakat dijanjikan mampu mengelola kebijakan imigrasi sendiri, memulangkan jumlah uang tunai Inggris yang saat ini dihabiskan oleh Uni Eropa dan yang paling penting dapat mengesahkan undang-undang secara independen demi kepentingan orang-orang di negaranya.

Seharusnya, Brexit dalah tentang peluang dan harapan. Sehingga, itu harus menjadi peluang untuk melakukan berbagai hal secara berbeda, menjadi lebih gesit dan dinamis, dan memaksimalkan keuntungan tertentu dari Inggris sebagai ekonomi global yang terbuka dan berwawasan luas.

Mimpi itu hampir hilang, tercekik oleh keraguan diri.

Kami telah menunda keputusan penting, termasuk persiapan untuk tidak ada kesepakatan, seperti yang saya sampaikan dalam surat saya kepada Anda pada November lalu, dengan hasil ini, tampaknya kita menuju semi-Brexit, dengan, sebagian besar ekonomi masih terkunci di Sistem UE, tetapi tanpa kendali Inggris atas sistem itu.

Baca juga, Menlu Inggris Boris Johnson Mengundurkan Diri.

Sekarang tampaknya, tawaran negosiasi kita justru menerima bahwa sebenarnya kita tidak akan mampu membuat hukum kita sendiri. Memang, kita tampaknya telah mundur sejak pertemuan terakhir di bulan Februari, tepatnya saat saya menggambarkan frustrasi sebagai Wali Kota London yang mencoba melindungi pengendara sepeda dari kegaduhan.

Kami ingin menurunkan jendela untuk meningkatkan visibilitas, meskipun desain semacam itu sudah ada di pasar, dan meskipun ada banyak kematian yang mengerikan, terutama para pesepeda perempuan, kami diberitahu bahwa kami harus menunggu Uni Eropa untuk mengatur tentang masalah ini.

Jadi pada sesi Checkers sebelumnya, kami membenturkan prosedur yang rumit untuk perbedaan dengan aturan UE. Namun, sepertinya aturan itu tak bisa diberlakukan, atau bisa dikatakan sebenarnya tidak ada hak inisiatif Inggris yang mudah.

Namun apabila Brexit memiliki arti, seharusnya itu memberi para Menteri dan Parlemen kesempatan untuk melakukan sesuatu secara berbeda dalam melindungi kepentingan publik. Jika suatu negara tidak dapat mengesahkan undang-undang untuk menyelamatkan nyawa pesepeda perempuan, ketika proposal itu didukung di setiap tingkat Pemerintahan Inggris, maka saya tidak melihat bagaimana negara itu benar-benar dapat disebut independen.

Padahal, pemerintah Inggris telah menghabiskan beberapa dekade menentang arahan UE ini atau itu, dengan alasan bahwa hal itu terlalu memberatkan atau tidak dipikirkan dengan matang. Namun, saat ini kita berada dalam posisi yang menggelikan untuk menegaskan bahwa kita harus menerima hukum Uni Eropa dalam porsi yang cukup besar, tanpa mengubah sedikitpun. Padahal, perubahan itu penting untuk kesehatan ekonomi kita, tepatnya saat kita tidak lagi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hukum-hukum yang sudah dibuat.

Dalam hal itu kita benar-benar menuju status koloni, dan banyak yang akan berjuang untuk melihat keuntungan ekonomi atau politik dari pengaturan khusus itu.

Dengan demikian, apabila kita menyerahkan kendali atas aturan untuk barang dan agrifood (dan selain itu), kita justru membuat masalah itu semakin sulit mempraktikkan perdagangan bebas. Dan kemudian, ada hambatan lebih lanjut karena harus berdebat untuk pengaturan pabean yang tidak praktis dan tidak tergantikan.

Itu adalah gambaran bagaimana kita melihat gambaran keadaan Inggris berakhir. Seolah-olah kita mengirim pasukan, tetapi dengan membawa bendera putih. Memang saya prihatin, melihat dokumen pada Jumat, bahwa mungkin ada konsesi lebih lanjut tentang imigrasi, atau bahwa kita mungkin akhirnya secara efektif membayar untuk akses ke pasar tunggal.

Pada Jumat, saya mengakui bahwa sisi argumen saya terlalu sedikit untuk menang, dan memberi selamat kepada Anda atas keputusan dalam Kabinet. Seperti yang saya katakan, pemerintah sekarang memiliki lagu untuk dinyanyikan. Masalahnya sesi latihan menyanyi itu tak bisa dipraktikkan dan hanya tersangkut di tenggorokan. Kita harus memiliki tanggung jawab bersama. Karena saya tidak dapat sendiri memenangkan proposal itu, saya sedih menyimpulkan keputusan harus pergi.

Saya bangga melayani negara sebagai Menteri Luar Negeri di Pemerintah Anda. Ketika saya mengundurkan diri, pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada petugas kepolisian Metropolitan yang telah merawat saya dan keluarga saya, kadang-kadang dalam keadaan yang menuntut. Saya juga bangga dengan pria dan wanita luar biasa dari layanan diplomatik kami.

Selama beberapa bulan terakhir mereka telah menunjukkan berapa banyak teman yang dimiliki negara ini di seluruh dunia, karena 28 pemerintah mengusir mata-mata Rusia dalam protes yang belum pernah terjadi sebelumnya atas percobaan pembunuhan para Skripals. Mereka telah menyelenggarakan pertemuan puncak Persemakmuran yang sangat sukses dan memperoleh dukungan internasional untuk kampanye Pemerintah ini selama 12 tahun pendidikan berkualitas untuk setiap gadis, dan masih banyak lagi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement