Selasa 10 Jul 2018 11:38 WIB

Tidak Ada WNI Jadi Korban Banjir Jepang

Banjir di Jepang barat menjadi bencana alam terburuk di Jepang sejak tahun 1982.

Red: Indira Rezkisari
Petugas penyelamat terus mencari korban hilang di Kota Kumano, Prefektur Hiroshima, sebelah barat Jepang, (9/7), usai bencana banjir bandang..
Foto: AP
Petugas penyelamat terus mencari korban hilang di Kota Kumano, Prefektur Hiroshima, sebelah barat Jepang, (9/7), usai bencana banjir bandang..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan pada Selasa bahwa belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Jepang bagian barat. Hingga kemarin sudah setidaknya 130 korban meninggal akibat bencana tersebut.

"Sejauh ini belum ada laporan WNI menjadi korban. Nanti kita update," Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (10/7).

Reuters melaporkan pada Senin bahwa lebih sedikitnya 130 orang dilaporkan meninggal dan puluhan hilang setelah hujan lebat melanda dan mengakibatkan banjir dan tanah longsor di bagian Barat Jepang pekan lalu. Sekitar 11.200 rumah terputus dari pasokan listrik. Ratusan ribu rumah lainnya tak memiliki akses ke air bersih.

Walaupun hujan lebat telah mereda pada Senin, pemerintah setempat memperingatkan bahwa hujan dan badai bisa saja datang secara tiba-tiba. Bahaya tanah longsor di daerah pegunungan terjal juga masih mengintai.