REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan defisit berjalan pada semester I APBN tahun 2018 terendah dalam empat tahun terakhir, yakni sebesar Rp 110 triliun. Angka ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 175 triliun.
"Ini menggambarkan pemerintah terus berusaha membuat APBN sehat, kredibel, dan terutama dikaitkan dengan banyak sekali pendapat masalah utang dan pengelolaan utang," jelas dia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Baca juga, Pemerintah Turunkan Target Defisit APBN 2018
Sri Mulyani mengatakan, hasil semester I ini menunjukan pemerintah sangat berhati-hati dalam menjaga APBN 2018. Karena itu, pemerintah dalam rapat terbatas yang digelar pada Senin (9/7) kemarin memutuskan akan tetap menjaga APBN dengan defisit lebih rendah dari yang direncanakan.
"Tadinya 2018 direncanakan 2,19 persen dari PDB, namun dari sisi outlook sekarang ini kami perkirakan APBN 2018 akan defisit menjadi hanya 2,12 persen dari PDB. Atau dalam hal ini Rp 314 T lebih kecil dari yang diperkirakan Rp 325 T," ujarnya.
Pemerintah juga tak akan melakukan perubahan terhadap APBN 2018. Sebab, postur APBN dinilai cukup baik dan tak mengalami deviasi yang besar baik dari sisi jumlah penerimaan negara dan juga jumlah belanja negara, serta defisit yang lebih kecil dari yang direncanakan.
"Dan laporan ini akan kami sampaikan pada dewan untuk dibahas pada pekan depan dengan DPR," kata dia.
Dengan APBN yang baik tersebut, pemerintah akan menggunakan instrumen fiskal ini untuk menjaga kondisi perekonomian yang tengah menghadapi tekanan dari global.