REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Max Biaggi memenangkan empat gelar juara dunia di kelas balapan 250cc, serta dua kali juara dunia Superbike. Pembalap asal Italia itu memulai karier balapnya saat 18 tahun dan meraih juara dunia pada usia 41 tahun.
Di masa kecilnya, Biaggi sesungguhnya bercita-cita menjadi pesepak bola. Dia ingin menjadi pemain sepak bola profesional.
Minatnya di bidang balap motor relatif terlambat. Pada usia 18 tahun, yaitu 1989, Biaggi balapan di Magione untuk kelas 125cc dan sering jatuh. Ia baru bangkit dan mendominasi kejuaraan musim berikutnya.
Pada 1991, Biaggi memenangkan kejuaraan Eropa 250cc bersama Aprilia. Pada tahun yang sama ia debut di GP Eropa dan memainkan total empat balapan dengan hasil terbaik posisi ke-12 di San Marino.
"Ketika masih kecil, semua terasa sangat panjang. Saya benar-benar fokus pada dunia sepak bola. Tiba-tiba saat 17 tahun, saya menemukan dunia saya di sepeda motor. Saya terlambat masuk balapan, namun semangat saya membuat saya pantang menyerah. Sepeda motor adalah gairah hidup saya. Salah satu teman saya berhasil di dunia ini. Saya pun jatuh cinta dengan olah raga ini," kenang Biaggi, dilansir dari Speedweek, Selasa (10/7).
Di era 1992, Biaggi adalah pembalap reguler di kejuaraan 250cc. Kemenangan pertamanya bersama Aprilia di Kyalami. Pada 1993, ia memenangkan GP Eropa di peringkat empat bersama Honda. Pada 1992 dia naik podium pertamanya di Mugello.
"Mugello membuat saya menyadari saya bisa melakukannya. Sejak saat itu saya semakin sering memimpin kejuaraan dan belajar banyak. Saya mencoba mendapat sisi terbaik. Selangkah demi selangkah saya menjadi pembalap besar. Dua tahun kemudian saya menjadi juara dunia untuk pertama kalinya," ucap Biaggi tersenyum.
Kekuatan Biaggi didapatkan dengan banyak belajar dari pembalap lain. Biaggi melihat bagaimana cara mereka mengemudi, sampai sedetail-detailnya. "Persaingan saya dengan Valentino Rossi bahkan sangat membantu sebab memberi saya banyak energi. Anda harus memetik manfaat dari kompetisi ini," katanya.